BERANDA

Minggu, 05 Maret 2023

KEPAKAN SAYAP SI BURUNG MERAK (WS. RENDRA) YANG MENGGETARKAN KANCAH SASTRA INDONESIA

KEPAKAN SAYAP SI BURUNG MERAK  (WS. Rendra)  YANG MENGGETARKAN KANCAH SASTRA INDONESIA
(Undang Sumargana)

Banyaka orang yang tahu tentang sastrawan besar WS. Rendra  yang terkenal dengan sebutan Si Burung Merak, Ia tahuWS Rendra disebut si burung merak, namun tidak banyak yang tahu kenapa dia di sebut Si Burung Merak. 
Rendra mendapat julukan sebagai “Si Burung Merak” karena penampilannya yang selalu penuh dengan pesona. Julukan ini didapat saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Terdapat dua versi dalam cerita ini. Pertama, Rendra berkata secara spontan, “Itu Rendra! Itu Rendra!” ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya. Kedua, temannya yang berasal dari Australia lah yang mengatakan  “Itu Rendra!”. Bagaimana pun, dari peristiwa itu, julukan Si Burung Merak melekat dengan sosok WS Rendra
Setelah itu, lanjutnya, nama Rendra muncul di sejumlah koran dengan nama Burung Merak, tetapi sang budayawan diakuinya tidak merasa tersinggung dan marah. "Ia malah senang karena memang ia sendiri yang menamakan dirinya burung merak. Burung merak itu sendiri artinya orang yang suka memperlihatkan keindahan,"
WS. Rendra, yang dikenal “Si Burung Merak”  nama aslinya Willibrordus Surendra Broto lahir di Surakarta (Solo) pada tanggal 7 November 1935 dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Mengutip Harlina Indijati dan Abdul Murad dalam Biografi Pengarang Rendra dan Karyanya (1996)
Rendra berasal dari keluarga Katolik yang dibesarkan di lingkungan budaya Jawa”. Ayahnya Sugeng Brotoatmodjo adalah seorang Kepala Sekolah Dasar Negeri Kebalen, Solo. Beliau juga seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Selain itu, Sugeng Brotoatmodjo dikenal sebagai pelaku seni drama tradisional. Sementara itu, Raden Ayu Catharina adalah seorang penari di istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Dari  kecil hingga ramaja,Rendra bertempat tinggal di kota kelahirannya Solo, ia dibesarkan dilingkungan kehidupan seni dan Budaya, sehingga tak heran Rendra menjadi sosok seniman besar. Karya karya Rendra puisi, naskah drama, cerpen, dan lainnya. WS Rendra diketahui juga pernah bermain dalam beberapa film, seperti film Al Kautsar (1977), Yang Muda Yang Bercinta (1977), dan Terminal Cinta (1977).
Tahun 1970, Rendra yang berasal dari agama Katolik masuk islam  Islam.  sebelum ia menikah dengan Sitoresmi Prabuningrat. 
 menikahi Sunarti Suwandi yang banyak memberikan inspirasi kepada Rendra dalam berkarya. Tahun 1970, Rendra yang berasal dari agama Katolik masuk islam  Islam.  sebelum ia menikah dengan Sitoresmi Prabuningrat sebagai istri keduanya. Kedua istrinya pemain drama dalam Bengkel Teater.  Tahun 1976 Rendra menikah lagi dengan Ken Zuraida, istrinya yang ketiga, yang juga pemain drama. . Akan tetapi, rumah tangga tersebut tidak berlangsung lama, Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979 dan Sunarti pada tahun 1981.
WS. Rendra meninggal tanggal 06 Agustus 2009, Jenazah WS. Rendra kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di kawasan Cipayung Jaya, Citayam, Depok, Jawa Barat, Jumat (7 Agustus 2009) siang
Keberpihakan Rendra pada masyarakat kelas bawah semasa hidupnya  tecermin dalam karya-karyanya. Salah satu yang paling fenomenal adalah "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta. Dalam sajak ini, Rendra tersurat jelas  membela kaum pelacur, ia juga mengecam kemunafikan para elit. Mereka bicara soal yang "tinggi-tinggi" tapi segera takluk jika disodori seks. Pada intinya, Rendra mengajak melihat fenomena pelacuran tak semata dari kacamata moral, melainkan problem yang lebih struktural. Tidak semata-mata memojokkan para pelacur tapi merupakan rangkaian kejadian kenapa ada pelacur.
(termuat dalam antologi Blues Untuk Bonnie)
Lebih jelasnya mari kita apresiasi sajak berikut

BERSATULAH PELACUR-PELACUR KOTA JAKARTA
Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Dari kelas tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah haru-biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kaurelakan dirimu dibikin korban
Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang 'tidak'
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau kausesalkan
Tapi  jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan
Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina
Dengan isteri saudaranya.
Puisi terakhir WS Rendra yang beliau buat sesaat sebelum beliau wafat.
Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji MILIKKU, aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.
Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA …
Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
“MENGAPA DIA  menitipkannya kepadaku?”
“UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku?”
Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu MUSIBAH,
kusebut itu UJIAN,
kusebut itu PETAKA,
kusebut itu apa saja …
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA …
Ketika aku berdo’a, kuminta titipan yang cocok dengan KEBUTUHAN DUNIAWI,
Aku ingin lebih banyak HARTA,
Aku ingin lebih banyak MOBIL,
Aku ingin lebih banyak RUMAH,
Dan kutolak SAKIT,
Kutolak KEMISKINAN,
Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku.
Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku …
Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah “Mitra Dagang” ku dan bukan sebagai “Kekasih”!
Kuminta DIA membalas “perlakuan baikku” dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku …
Duh ALLAH …
Padahal setiap hari kuucapkan,
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH …
Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH …
Sebab aku yakin ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku …
KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku ..Ketika aku ingin hidup KAYA, aku lupa, bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN.
Ketika aku berat utk MEMBERI, aku lupa, bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN.
Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, aku lupa, bahwa dalam KELEMAHAN,
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.
Ketika aku takut Rugi,
Aku lupa, bahwa  HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, kerana AnugerahNYA.
Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNYA
Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA. Tetapi karena kita BAHAGIA, maka hari ini menjadi INDAH.
Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS. Tetapi karena kita OPTIMIS, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.
Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA. Tetapi karena kita YAKIN BISA,
semuanya menjadi MUDAH.
Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM. Tetapi karena kita TERSENYUM,  maka semua menjadi BAIK.
Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, cukuplah menjadi JALAN SETAPAK yang dapat dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari, cukuplah menjadi LENTERA yang dapat menerangi sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, maka BERDOALAH untuk kebaikan


Si Burung Merak" Kompas.com - 07/08/2009, 11:57 WIB Editor DEPOK, KOMPASAku ingin lebih banyak POPULARITAS,

Jumat, 03 Maret 2023

BIANGLALA CINTA SANG KELANA BAGIAN 10

 


PELABUHAN HATI SANG KELANA 2

(Undang Sumargana)


        Rumah tanggaku kujalani dengan baik, aku merasakan hidupku makin teratur, ada perasaan bahagia yang selalu menghiasi kalbuku, aku memang beruntung punya istri yang baik, yang selalu mengantar kepergianku berangkat tugas, selalu mendoakan  sambil memeluk dan memberikan senyuman yang penuh keikhlasan, Ia selalu mengantar sampai diluar pintu depan. Bahkan yang kadang membuat aku risi dia selalu memakaikan kaos kaki sebelum bersepatu, walau selalu ku tolak tapi dia selelu mengelak dan mengatakan "Biarlah yah kan ini ladang pahala buat mamah", ia bicara dengan manja. Kuku di jariku selalu dia lihat dan di potongin, di awal-awal kadang aku sampai meneteskan air mata bahagia, sebagai wujud syukur pada Allah. Hal itu selalu dilakukan sampai saat ini .

    “Ya Allah Kau telah hadirkan, pendamping hidupku yang begitu baik” Aku berguman sendiri dalam hati, hatiku bertekad untuk memperlakukan istriku dengan perlakuan istimewa ingin sekali aku membahagiakannya sesuai dengan kemampuanku. Dialah Pelabuhan terakhir yang menemaniku menjelang usia senja, hidup bersama walau dalam kesederhanaan, makan bersama kadang dia memperlakukan aku istimewa dia sewaktu waktu menyuapi makan itulah  yang menambah kekagumanku. Dia kalau akan berangkat kerja selalu minta maaf dan minta didokan begitu pula sebelum tidur dia selalu minta maaf duluan. Mulanya aku hanya ikut ikutan tapi lama-lama menjadi kebisaan yang tak terlupakan untuk saling memaafkan. Dia pekerja keras punya penghasilan sendiri, tapi dia selalu minta ijinku untuk menggunakan uangnya. 

Satu pelajaran yang patut ku petik dari sikap ayah  mertuaku, dia selalu kasih  contoh dan mengajarkan, diantaranya bahwa kalau bertamu bawalah sesuatu untuk pribumi yang akan dikunjungi, dan kalau menerima tamu waktu pulang kalau ada berilah sesuatu untuk ia bawa pulang.Yang paling penting hargailah tenaga, waktu, keringat dan skil  orang sekecil apapun. Dari sikap ibu mertuaku ia yang selalu memperlakukan ayah mertuaku dengan perlakuan yang baik. Dan diingatkan untuk selalu bershodakoh. Jangan menunggu kaya kalau mau bershodakoh, tapi tanamkan keikhlasan setiap bershodakoh.   Dipastikan karena didikan orang tuanya ia berprilaku begitu baik. Hal ini jadi pelajaran bagi kita bahwa untuk mendidik anak itu selain dinasehati harus diberi contoh dengan baik oleh kita sebagai orang tuanya.

“Ya Allah… dia dalam hidupku teramat istimewa harapanku kepada-Mu ya Rob bisa Bersama-sama disurgamu. Aku harus sehat untuk bersama membesarkan anak-anak dengan penuh kasih sayang”. sekian lama  sudah kujalani hidup Bersama, hari-hariku benar-benar berbunga dunia serasa kugenggam dalam telapak tangan. Madu cinta benar-benar memenuhi piala cinta kami, direguk Bersama dalam suasana yang penuh taburan bau harum. Di dalam suasana itu aku selalu bercengkrama bersama istri dan anak-anaku yang makin kucintai. Bercanda dengan rasa suka yang melimpah, limpahan kesukaan itu merembak melimpah ke luar menciptakan sungai cinta yang mengalir dalam perjalanan waktu. Hidupku mulai menapak untuk sedikit sedikit belajar ikhlas dalam pendekatan pada Allah. Istriku  yang selalu mengingatkan, untuk  berbuat kebaikan itulah hakekat hidup dalam keluarga yang sesungguhnya. Terasa berat untuk berbuat baik tapi dari kebaikan yang kita perbuat akan berbuah manis.

Bersama istriku hidupku selalu penuh harapan, penuh bunga penuh kisah dan cerita, penuh  rancangan seolah olah diusia menjelang senja ini seperti mau hidup 1000 tahun lagi. Walau ada berselisih paham, tapi selalu diselesaikan dengan penuh pengertian.

“Mah kita harus Bahagia” Suatu saat aku memulai percakapan waktu duduk bersantai.

“Ya memang harus,   bahagia itu tidak sulit, bahagia itu sederhana”. 

“Jadi kita memiliki kemampuan untuk bahagia?”.

“Ya, kenapa tidak, semua orang mempunyai kemampuan kuncinya adalah keikhlasan”.

“Justru membuka kunci keikhlasan itu yang sulit kita lakukan”

“Taka ada yang sulit kalau kita terus belajar didasari keyakinan kepada Allah,  pengalaman ayah selama ini, pengalaman mamah selama ini mari kita jadikan guru terbaik untuk menata hidup penuh optimis”

Percakapan itu selalu kuingat, terngiang-ngiang ditelingaku, kata-kata itu seperti putaran rekaman yang membawa aku kedunia harapan yang penuh optimis, usiaku menjelang senja tapi jiwaku terasa masih remaja. Jiwa keras dan egoku mulai melunak dibentuk dalam tempaan kasih sayang istriku yang terasa terus mengalir.

”Aku harus berusaha jadi orang baik” suara hatiku terus mengusik nuraniku.

“Ya kau perlu memperbaiki hidup lebih baik” buat apa aku  hidup lama kalau tak bisa berbuat baik. Berbuat baik akan lebih menguntungkan. Karena pada hakekatnya hidup adalah ibadah. Suatu kekuatan aneh mulai merayap menjalar dalam darahku, rasa suka mulai menjalar ke langit, melibas berbagai kenangan pahit yang dulu menimpuk rasa duka dan nyeri yang melompat ke hati.

Perjalanan waktu terasa begitu cepat seperti anak panah yang melesat dari busurnya putriku dan putra bungsuku menimba ilmu di pesantren Cipasung dan  bersekolah di MAN dan SMP Islam Cipasung. Itu menjadi kebanggaan bagiku selaku orang tua. Santri yang kadang oleh orang dipandang sebelah mata, tapi bagiku justru sebaliknya,  bagiku anak anak masuk pesantren hal yang menjadi kebanggaan,  serta  inspestasi yang tiada ternilai.

Pagi itu  matahari pagi mencuat dari timur, warna sinarnya yang marak seperti memancarkan kehidupan baru yang penuh gairah, kilauan matahari pada dedaunan seperti melukiskan harapan yang tak pernah pudar, hidup itu memang binar-binar cahaya yang seperti percikan api yang keluar dari unggun raksasa. 

“Ya, hidup ini memang akan terasa indah”

“Tapi hidup itu bukan kalau,  tapi harus dijalani”.

  ”Ya kita sudah menjalani hidup bersama, waktu yang cukup lama mengingat rentang usiaku yang menuju senja”  dalam hatiku kadang timbul rasa bersalah. Selama ini mungkin hidupku sia-sia belum bisa memberi makna pada diriku sendiri, apa lagi memberi arti pada bangsa, terasa aku hanyalah sebutir debu yang tak berarti apa-apa. Mengingat kesana begitu kecil rasanya diriku tak ada yang patut dibanggakan apalagi disombongkan. Sedikit – sedikit egoku mulai terkikis walau kadang masih berbekas tak bisa hilang sama sekali. Aku sadar memang kita tak bisa menyelesaikan masalah dengan menyesal dan meratapi sesuatu yang sudah berlaku. Hidup hari ini,  kita bekerja hari ini untuk memetik  hasilnya esok hari. Hidupku sendiri harus kujalani dalam siklusnya sendiri. Bertahan pada keadaan yang sukar insya allah akan memetik buah hasil yang menyenangkan.

Cahaya mentari yang makin terang seperti ditaburkan dari langit, menciptakan suasana siang di desaku dalam gairah kerja di hati penduduk desa, ada kerinduan pada bunga bunga sehingga bunga itu berputik dan berbuah yang akhirnya menumbuhkan bulir-bulir padi dari hasil keringat dari penghuni desa. Kadang aku merenung untuk memamahi apa sesungguhnya guna manusia hadir di bumi ini. Hanya yang ku dengar dan mulai kupahami bahwa manusia adalah khalipah Allah di muka bumi.

Bumi seperti tersenyum. Langit seperti tersenyum,pepohonan juga seperti tersenyum menikmati percakapan aku dengan istriku, juga percakapn dengan diriku sendiri.

Aku kelana yang telah letih mengembara, yang kini sudah mendapat pelabuhan hati.


(BERSAMBUNG KE BAGIAN 11)

SANTANA NGALALANA BAGIAN KA 6


SATRIA PINILIH TI GUHA RAKSA SABANA

Kenging : Undang Sumargana

SANTANA NGALALANA BAGIAN KA 6

Ti saprak manggihan éta guha ogé ngadengé katerangan ti guruna, Santana beuki soson-soson latihanana nyasatna beurang peuting hal éta dumasar kana patékadanana, pikeun geuwat ngawasa elmu ti guruna sangkan bisa asup deui ka jero guha. Hrita oge dina ngebrakna cahaya bulan santana leumpang dina kulit cai leungeuna digerakkeun kahareup, leumpang saperti na taneuh biasa wae, memang elmu ngahampangkeun awak nu luar biasa geus nepi kana puncerna. Ari Ki Ajar Pangestu nyerangkeun tina pucuk tangkal bungur nu jadi sisi talaga.

“Emh memang Santana murid kula boga sumanget sarta boka bakat nu mandiri, keur kasép téh jaba soléh, kula reueus boiga murid saperti kitu, sarta yakin dina waktu sabulan elmu kula bakal kapimilik ku manéhna. Saterusna nya hidep Santana anu bakal ngawaris elmu ti Bapak kula” Ki Ajar Pangestu ngagerendeng jero haténa, pikiranana teu pupuguh ngacacang ka magia gantang, ngadon inget ka nu jadi Bapakna nukiwari duka di mana ayana, naha masih kumalendang di alam dunya atawa gues teu aya dikieuna.

Wut, wut,wut, kadengé sora Santana, ngagerakeun dua leungeuna ka luhur nu saterusna leuneug kenca jeung katuhu muter, sarta ngaluarkeun hawa tiis anu kacida ka sabudeureun eta tempat, singhoreng santana bari leumpang nacai ngawatek AJI Bajra pamungkas. Lamun eta aji Bajra pamungkas di watek sapinuhna, naon wae bisa jadi ngawengku ku akibat hawa tiis anu kacida rongkahna. 

“Cukup jalu, teu kudu diwatek sapinuhna bisi sasatoan nu aya di sabudeureun ieu tempat kaganggu guruna ngaluarkeun sora make tanaga lapisan anu ngan bisa kadéngé ku Santana. Santana narik aji Bajra Pamungkas. Saturusna leungeun katuhuna diputerkeun di hareup. Sarta lila-lila dampal leungeuna disilangkeun, dampal leungeuna di tojokeun kaluhur, aneh kajadianana tina leungeuna kaluar angin anu kacida tarikna, saterusna leunguna ditujukeun kana batu sisi gawir, dubrag eta batu macleng kadorong ku rosana tanaga angin tina leungeun Santana.

Emhh. Aji bayu sagara ti murid kula geus nepi ka tahap akhir.

Saterusna Santana lumpat dina kulir cai ti tengah Talaga, katempo dua leungeuna rangém  ngajingjing lauk kancra anu lumayan gedéna. Sarta didinya nyampak kastrol eusi beas nu geus diteundeun ti awalna dina tungku batu, saterusna dua dampal leungeun Santana diantelkeun kana kastrol saterusna anéh deui waé eta cai nu aya dina jero kastrol ngagolak sarta teu lila besba geus jadi liwet, saterusna Santana motong-motongkeun suluh sarta diteundeun di jero tungku batu, ngan ukur ngalempengkeun leungeuna eta suluh ngadadak hurung. Singhoreng Santana  ngagunakeun  saparapat kauatanana pikeun ngawatek aji sagara geni. Eta Aji sagara geuni tong boro-boro suluh lamun diwatek sapinuhna beusi oge bisa ancur.

Teu kanyoan guruna geus aya di satukangeunana, 

“Eh Ki Guru Santana nyarita bari jeung  teungalieuk-lieuk acan, jongjon waé malik-malik lauk na luhureun ruhak suluh kihiang.

“Hébat hidep jalu, tinngal terus dilatih, ti mimiti isuk hidep kudu mimiti ngalatih kaseukeutan elmu batin, sangkan elmu nu geus kapimilik ku hidep beuki matih kamampuhanana sarta hidep bisa ngjalankeun dinahal nu bener”.

“Pangesto Ki guru, ieu putra neda pangwuwuh pitunjuk ti Ki Guru”.  Akhirna Ki Aji Pangestu jeung Santana, ngajemprak ngahanca liwet jeung beuleum lauk kancra.

Isukna Santana sakumaha pituduh guruna kudu katihan di tegalan, keur mengpeng Latihan teu kanyoan aya 3 wanara narajang babarengan sarta maung bodas ngagaur handaruan bari luncat rek nekuk punduk, ku asntana karasa aya geteran angin anu ngabahayakeun dirina, kalayan dina sakedret netra menehna luncat geusaya satukangeun maung bodas sarta nejehken dampal sukuna, ari wanara nu tilu nyebut ti tukang tihareup sarta ti gigir Beulah katuhu, Santana luncat ka gigir Beulah kenca sarta dina waktu sakilat manehna geusngarampid dua suku wanara anu dua sedengkeun nu hijideui disepak palebah beuteungna sanajan tieu nggunakeun kakuatan sapinuhna. Maung Bodas nutadi nyolontod geus malik deui nyebrut narajang, santana ngabelesat ka luhur, teu kanyoan geus clé anumpak natonggong maung bodas.

“ Cukup jalu” Aki guruna geus nyampak hareupeun Santana, sedengkeun 3 wanara jeung maung bodas ngadadak eureun. Kaayaan Santana masih tetep dina tonggong Maung Bodas.

“ Ngahaja Jalu aki nitah ieu 3 wanara sakti sarta maung bodas, pikeun nguji kamampuan hidep. Tétéla 3 wanara jeung maung bodas taya hartina dibandingkeun jeung kamampuan hidep, lamun diantep ku Aki sok sieun hidep kalepasan nepi ka ieu wanara jeung maung bodas palastra, padahal kakuatan 3 wanara jeung maung bodas leuwih rosa disbanding jeung  kakuatan 1000  prajurit  nu geus asak latihan”. Santana ngan ukur seuri maur meunang pamuji ti guruna, taya sari-sari agul, sabab batin manéhna geus asak kadidik ku elmu batin elmu agama nu geus kapimilikna.

Tiharita Santana  museurkeun latihanana dina puncer  tangkala kai. Turun turun  iwal ti mandi  jeung wudu solat ogé diselang buka puasa di waktu magrib, sabab santana kudu ngajalankeun puasa keur nambah kaseukeutan batinna.

Dina waktu santana aya dipuncer kai, Si Ruyuk teu weleh ngadeukeutan sok inggis dununganana aya nanaon. Aya nu nyaliara sumarambah dina sakujur awakna kakuatan alam mimiti ngarasuk na dirina, ku kakuatan elmu ngahampangkeun awak nu dipimilik ku Santana geus aya dipuncer tahapan anu luar biasa, dangdaunan daunan dipuncer tangkal anu dipake diuk bari museurkeun batinna ka gusti Allah, teu singna ngarempeyek didiukan, malah sawaktu-waktu Santana nyengclé na tonggong Si Ruyuk di bawa hiber ka luhur, terus muragkeun karep awakna ngalayang lalaunan muru deui ka tempat diuk jiga nu meunang ngatur. Ari Ki Aji Pangestu nyerangkeun ti kajauhan.

“bener-bener murid kula pangawasana geus satahap jeung kula, geus waktuna manéhna asup ka jero guha ngasakeun pangartina sukumaha kahayang bapa kula, ngan hanyakal kula moal bisa marengan, sabab ngan manehna nu bisa asup ka jero guha, sarta diajar jurus-jurus sakumaha nu ditulis dina sisi guha” Ki Ajar Pangestu ngagerndeng dina jero haténa.

“Cukup Jalu geura turun”, Ki Ajar Pangestu nyarita dina jarak jauh ditujukeun Ka Santana.

Peuting harita jeung isukna santana teu kamana-mana nyiapkeun diri pikeun asup ka jero Guha.



Kamis, 02 Maret 2023

CHAIRIL ANWAR SANG BINATANG JALANG PELOPOR PUJANGGA 45

 MENGENANG CHAIRIL ANWAR 

SANG BINATANG JALANG PELOPOR PUJANGGA 45

(Undang Sumargana)

Siapa yang tidak kenal penyair terkenal Chairil Anwar. Puisinya yang begitu menggelegar, sehinngga ”Hans  Bague Jassin (HB. Jassin)”, memberi gelar sebagai pelopror Angkatan 45 dan puisi modern. 

Chairil Anwar adalah penyair terkemuka di Indonesia Ia merupakan putra dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang keduanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota,  Sumatra Barat.  Ayahnya adalah seorang Bupati Indragiri, Riau. Chairil Anwar masih memiliki hubungan persaudaraan dengan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir. Syahrir adalah pamannya.  Sewaktu muda, Chairil memulai pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau Sekolah Dasar untuk kaum pribumi.  Setelah lulus dari HIS, Ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Ketika usianya menginjak 18 tahun,  Chairil Anwar  tidak lagi bersekolah. Sejak usia 15 tahun Chairil Anwar sudah bertekad untuk menjadi seniman. Di usia 19 tahun, pasca-perceraian kedua orangtuanya, Chairil pindah bersama Ibunya ke Batavia (Jakarta).  Saat di Jakarta inilah Chairil mulai lebih mendalami dunia sastra.  Karya sastra pertama yang Chairil Anwar  tulis adalah puisi berjudul  “Nisan” tahun 1942,  puisi tersebut terinspirasi dari  kematian neneknya.  Pada tahun 1943 Chairil  Anwar mulai mengirimkan puisi-puisi ciptaannya ke majalah Pandji Pustaka .  Namun sayang  puisi-puisin kirimannya banyak yang ditolak untuk dimuat,   seperti  Puisi berjudul “Aku” sempat ditolak oleh redaktur Balai Pustaka, karena dianggap terlalu individualistis dan berbau pemujaan pada diri sendiri, pada waktu itu redakturnya bernama Armijn Pane. Tetapi Chairil tidak sakit hati. HB Jassin menjelaskan penolakan tersebut bukan karena sajak itu buruk. Melainkan terkait situasi pada saat pendudukan Jepang yang peka terhadap kata-kata yang dapat dituduh mengandung unsur agitatif. Puisi Aku dianggap mengandung bara api Akibat dari penolakan tersebut puisinya  banyak berserakkan dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945.    

Chairil Anwar banyak bergaul dan bertukar ide dengan para penulis lain.Ia mendirikan majalah Gema Gelanggang. Chairil Anwar mempunyain pandangan sendiri tentang seni terutama puisi, ia bertekad mengadakan revolusi dalam dunia sastra, ia mengkritisi Angkatan Pujangga Baru. Semangat, isi  dan bentuk sajaknya bersipat Chairil Anwar bersipat revolusioner, tidak lagi terikat pada irama seperti pada pantun, syair maupun sajak bebas. Puisi-puisi Chairil Anwar lebih mengarah pada pemberontakkan jiwa. Pembaharuan yang dilakukan Chairil Anwar mnuntun pada manusia untuk bebas mengeluarkan pendapat, sikap yang tercermin dari puisi-puisi inilah yang menjadikan Chairil Anwar diberi gelar  sebagai pelopor Angkatan 45.

Antara Chairil Anwar dan Bung Karno ada  hubungan  emosional antara dirinya dengan Bung Karno . Ia menceritakan bagaimana ia bisa begitu kagum pada Bung Karno lewat alur yang bicara Bung Karno, ia merasa  telah menemukan kesepahaman antara  dirinya dan Bung  Karno hal ini digambarkan lewat puisinya yang berjudul  “Persetujuan dengan Bung Karno” dan Puisi yang “Kerawang Bekasi”

Kehadiran Puisi-puisi Chairil Anwar tidak disenangi oleh jepang, karana puisi-puisi Chairil Anwar dianggap oleh  Jepang akan  menghalang-halangi penjajah Jepang  untuk  memanfaatkan semangat bangsa Indonesia dalam kebudayaan untuk kepentingan penjajah  jepang dalam memenangkan perang

Sapardi Djoko Damono, seorang  pujangga juga  guru besar sastra, menyebutkan  Chairil sebagai sosok yang menonjolkan sikap kepahlawanan, Pusi-puisinya  ditulis sejak jaman pendudukan Jepang hingga masa Revolusi Indonesia, ia menulis menyangkut berbagai tema:  pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.

Chairil Anwar meninggal dalam usia muda yaitu di umur 26  tahun  tepatnya ia meninggal, 28 April tahun (1949) Jenazahnya dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.

Hari  kematiannya diperingati sebagai Hari Puisi Nasional di  Indonesia . 

Di bawah ini penulis menyajikan 3 buah puisi karya besar Chairil Anwar


 Aku

Kalau sampai waktuku

Aku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

oleh Chairil Anwar


yo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji

Aku sudah cukup lama dengar bicaramu, dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu


Dari mula tgl. 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu

Aku sekarang api aku sekarang laut


Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat

Di zatmu di zatku kapal² kita berlayar

Di uratmu di uratku kapal² kita berlayar

Di uratmu di uratku kapal² kita bertolak & berlabuh


1948



KERAWANG BEKASI 


Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan mendegap hati?


Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.


Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa


Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu


Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan


Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan

atau tidak untuk apa-apa


Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak


Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

menjaga Bung Hatta

menjaga Bung Sjahrir


Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian


Kenang, kenanglah kami

yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Kerawang Bekasi   

1948

Minggu, 26 Februari 2023

SANTANA KEUR NGALANA BAGEAN KA 5

 SATRIA PINILIH TI GUHA RAKSA SABANA

Carita nyambung bagẻan ka- 5)

(Kenging : Undang Sumargana)

 

Sateuacana neraskeun kana carios salajengna, simkuring mere gambaran pikeun ieu carita, ngan dibéré judul “SATRIA PINILIH TI GUHA RAKSA SABANA” Sabab dina carita engkena Santana manggihan hiji guha nungarana guha ”RAKSA SABANA”, sarta didinya santana sabada ningkatkeun pangaweruhna ti Ki Ajar Pangestu, nuluykeun ngulik elmu di guha Raksa Sabana. Prung ah wilujeng maos carita dina judul “SATRIA PINILIH TI GUHA SABANA”

Di hiji tegalan santana keur gugulayunan dina akar anu ngarumay tina tangkal kiara anu kacida luhurna, gerakanana gesit, ngan sakilat manéhna geus nyengclé na luhur dahan, jleng luncat muru tangkal nu sején, juralit muterkeun awakna meunang sababaraha puteran saméméh nepi kana tangkal nu séjéna, kitu jeung kitu wé nu dilakukeun ku Santana, manéhna keur ngalatih elmu ngahampangkeun awak. Gerakan anu kacida hébatna nu mustahil bisa dilakukeun ku jalma biasa, mémang elmu-elmu kanuragan du dipimilik ku Santana, geus nepi kana tahapan puncer. Jleng santana luncat nincak batu nu lempar. 

”Belang” Santana ngagorowok ditujukeun ka si Belang maung lodaya tutumpakanana.

gorobas jleng si Belang teu lila geus aya hareupeun Santana, buntutna kupat kepot, sungutna ngalétakan bitis Santana.

”Ayeuna belang hayu rang ngalanglang ieu leuweung, dibarengan Si Ruyuk!” ari Si Ruyuk téh, heulang gedé nu teu welléh nalingakeun Santana lamun keur Latihan.

“Suiiit, suiiit” Santana ngahuit, teu lila si Ruyuk geus nyengclé na dahan kai luhureun Santana.

“Hayu Ruyuk rang ngalanglang leuweung jeung Si Belang!” Si Ruyuk ngagelik bari ngagodegkeun sirahna. Jleng Santana luncat kana tonggong si Belang, belesat Si Belang  lumpat ngabelesat Tarik pisan bari ngagaur.

“His tong gaguran belang, bisi ngagareuwahkeun sato nu séjén.”Di luhur Si Ruyuk nuturkeun suat siet marengan lumpatna Si Belang bari ngagelik jiga nu manggih kabungah. Teu lila Santana eureun dina lawang  Guha anu geus kalimputan rerembetan. 

”Ieu aya guha anu kacida legana, ah aing kudu apal aya naon jeroeun ieu guha.” Teu lila santana geus aya dilawang guha, reremetan nu ngahalangan ukur disuaykeun, sangkan laluasa ngaliwat, dituturkeun ku Si Belang sarta Si Ruyuk nu Nyénglé na tonggong Si Belang. Nu matak jadi héran keur manéhna di jero guha bareresih jiga nudihaja diurus, sarta batu batu nu aya dijero guha kacida endahna, malah aya batu bodas semu beureum, gurat-gurat koneng ngagebur cahayaan nyaangan di jero guha. Santana ngadeukeutan sisi guha didinya ngajeblag gambar- gambar jigana gambar jurus- jurus silat, gambarna di tatah dina sisi batu guha ngagarurat katara atra. Santana beuki panasaran,  sabab didinya aya tulisan ngaran hiji tokoh silat Ki Ajar Sakti, sarta tulisan diukir mani écés,

Kula Ki Ajar Sakti sing saha jajaka anu maca ieu tulisan sarta gambar-gambar jurus Raksa  Jagat, awal akhir  bakal bisa ngawasa ieu jurus sapinuhna, sabada  ngawasa elmu nu diturunkeun ti anak-anak kaula Ki Aji Pangestu jeung Ki Ajar Pangestu, lamun geus ngawasa sakabeh jurus ieu, bakal deukeut kana tingkat  kasampurnaan hirup sarta bakal ngabogaan sipat welas asih ka sasama manusa oge ka sakabeh mahluk kaasup tutuwuhan sato jeung para mahluk gaib. Sakabehna eta bakal tunduk, sarta nurut pikeun babarengan ngabakti ka Allah nu maha sampurna.

Santana ngahuleng sabab ieu tulisan nyabit-nyabit ngaran dua guruna,  tapi manehna teu loba pikiran, sabab ceuk pangrasana engké rék ditanyakeun ka ki Ajar Pangestu di saung. Sanggeus lila ngimeutan nu aya di jero guha, santana manco ka batu nu aya di tengah tengah éta ruangan guha, batu éta ngarupakaeun tangtungan hiji jalma keur sila bari leungeunna namprak ngadoa, matana jiga nu meletet, biwirna jiga nu untap. Lamun ditetek hiji-hiji loba kaanéhan éhan  nu kapanggih di jero guha, tapi keur saharita manéhna geus cukup ngimeutan nu aya jeroeun guha, tapi dina haténa  weléh  nu jadi kapanasaran, saha nu sok meresihan jeroeun guha, da lalening bareresih, sarta biasana dijero guha pinuh ku lalay nu ngagarantung tapi ieumah taya hiji-hiji acan. Padaning kitu Santana akhirna kaluar ti jero guha, sarta rurusuhan numpak Si Belang anu akhirna ngabelesat ka saung tempat matuhna.

Sabada nepi ka saung ka sampak guruna Ki Ajar Pangestu keur sila bari nyanghareup ka jandéla saungna.

“Ti mana Jalu, guningan teu lila ngalanglang leuweung téh?”.

“Kabeneran Ki menakan guha, sarta asup ka jero guha, seueur kaanéhan-kaanéhan di lebet guha Ki” Ki Ajar Pangestu ukur seuri, barabat wae ngjelaskeun ngeunaan guha.

“Sabenerna nu ngajaga éta guha maung bodas, sarta nu meresihan di jerona tilu wanara sakti, ngan kulantaran hidep nu datang moal wanieun manggihan hidep sabab apaleun hidep kahareup nu bakal ngulik elmu kasaktén sakumaha nu digambarkeun di sisi-sisi guha, jeung deui ngeunaan hubungan jeung diri kula ogé Ki Aji Pangestu, anjeunna bapa kula duaan, sabab ti saprak indung kula dipergasa ku  rampog jadug nu dipimpin ku Si Durgala, nya tiharita Bapak kula mawa kula katut Ki Aji Pangestu adi kula ka éta guha dina waktu kula umur 4 taun sarta adi kula umur 2 tahun,  sarta sanggeusna kula jeung Ki Adi dewasa titah ngalalana nyingkah ti eta guha, sarta ceuk anjeunna awal akhir bakal aya pamuda guguru ka duaan nyaeta ka adi jeung ka kula, sarta akhirna lamun geus koredas élmu ti kula jeung Ki Adi kakara bisa meunang pangwaris elmu nu teu kungsi diturunkeun ka kula jeung ki Adi, sakumaha nu digambarkeun dina batu sisi-sisi guha  Jalma séjen moal bisa asup ka jero guha iwal sato nu ngajaga éta guha, sarta pamuda nu digambarkeun tadi, nya hidep jalu nu bakal bisa ngawasa elmu-elmu ti Bapa kaula, sabab kaasup kula jeung Ki Adi moal bisa asup tembus ka jero guha, tapi tunggu ayeunamah cukup nyaho wé heula, sabab saacan ngawasa elmu nu diwariskeun ti kula, hidep moal bisa asup deui ka jero guha.”

Ngadéngé hal caritaan ti nu jadi guruna, Santana ngahuleng, bari jeung ngarasa hanjakal teu lila aya di jero guha, tapi  teu bisa kumaha, iwal ti manéhna dina waktu Kudu sakeudeung ngaréngsékeun ngulik élmu ti Ki Ajar Pangestu. klik  cerita selanjutnya

(NYAMBUNG KA CARITA SATRIA PINILIH TI GUHA RAKSA SABANA BAGEAN KA-2)

Jumat, 24 Februari 2023

BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA (CERITA BERSAMBUNG BAGIAN KE-9)


PELABUHAN HATI SANG KELANA

Kearya : Undang Sumargana

PELABUHAN HATI SANG KELANA

Kearya : Undang Sumargana

Rintik hujan sudah reda sama sekali, pancaran cahaya mentaripun mulai terlihat, malah paduan butiran sisa air hujan menjadikan  bianglala  yang berpedaran dengan aneka warna “Seorang Kelana Memang Telah Letih Mengembara” saatnya membawa sebutir kasih dalam secawan madu cinta  kehidupan, kini seorang kelana bertekad telah siap berlabuh dalam Pelabuhan pilihannya. Ada paduan nyanyian alam,  seolah melantunkan irama surgawi begitu indah, irama dari orkesta para widadari dalam lantunan lagu yang begitu menakjubkan.

“Hemhhh cinta, cinta itulah deru napas kehidupan yang memacu semangat yang begitu kuat”

“Ada apa Pak, senyum-senyum sendiri?”

“Enggaklah”. Aku menjawabnya dan tersipu malu, karena ketahuan melamun.

“Neng  hari sudah menjelang sore, sebaiknya kita beranjak dan pulang”

“Ya kita harus pulang”

Akhirnya kutinggalkan laut Santolo yang menyimpan kenangan indah, kenangan yang mengukir janji, kenangan yang akan membawa hidup sang kelana dalam Pelabuhan Cinta yang tak bertepi, Pelabuhan harapan yang diharapkan membawa kebahagiaan.

Hari-hari selanjutnya dilalui dengan penuh kebahagiaan, walau jarang bertemu tapi saling percaya saling memahami, itulah modal awal sebagai tekad buat terus beranjak kejenjang tahap hidup yang selanjutnya.

Hidup ini memang aneh, hidup ini memang Ajaib, keajaiban cintalah yang menjadikan hidup lebih bermakna.

“Terima kasih Ya Allah aku dipertemukan dengan orang baik, kalau memang dia jodohku Ya rob, ikhlaskanlah dia untuk menerima akua pa adanya, dan iklaskanlah aku menerima dia apa adanya” doa  itu selalu kupanjatkan pada Allah hampir setiap selesai shalat, dan menjadikan aku tenang bahkan percaya diriku perlahan – lahan tumbuh. Walau hidup jauh dari kekasih tapi hatilah yang merasakan kedekatan pada calon istriku. Mulai ada perubahan dalam hidupku, dan ada hasrat yang kuat untuk lebih taat beribadah, menata penampilan agar orang tidak memandang sebelah mata.

Akhirnya waktu yang sangat  dinantikan hampir tiba juga. Persiapan memang sudah dilakukan beberapa hari sebelumnya, walau aku tidak muda lagi, tapi jiwaku masih muda, kerabat-kerabatku, teman-teman kerjaku dan kerabat serta teman calon istriku harus hadir untuk menyaksikan hari bersejarah bagi diriku.

Ada lonjakan kebahagiaan dalam degup jantung di dadaku, ada nyanyian indah dalam lantunan lagu dari kidung cinta dalam suara pesona yang merdu tanpa bandingnya. Kedatangan aku disertai  keluarga dan kerabatku yang mendapat sambutan dari keluarga calon istriku, seolah – olah aku seperti sang pangeran yang dinantikan. Kehadiran orang-orang yang kuhormati , para ustad guru spiritualku serta kerabat dari organisasi kesundaan, menjadikan akusemakin percaya diri, upacara “seren Tampi”, terasa begitu lama, dan aku masih menantikan kehadiran calon istriku di acara itu, tapi ternyata sang calon istriku masih belum dihadirkan, menambah penasaran aku ingin segera memandangnya  pesona dari Wanita pujaanku. Akhirnya tiba juga acara akad tikah yang dilaksanakan di dalam  mesjid. Saat itulah pandanganku terarah pada sosok Wanita yang tinggal beberapa menit lagi  menjadi istriku.

“Wooow betulkah itu calon istriku?” Aku mmandangnya seolah-olah aku tak percaya akan pesona calon istriku. Hal ini membuatku agak gugup setelah ia disandingkan di dekatku, ku coba aku untuk mengendalikan perasaan, tapi subhanalloh pandangnnya itu yang seolah olah mneghujamkan pedang dalam hatiku, namun akhirnya setelah petugas KUA memulai memimpin acara pertikahan aku baru bisa mengendalikan diri dan berkonsentrasi. Akhirnya selesai juga acara yang kunantikan itu, aku resmi menjadi suami dari wanita pujaan yang sangat kuagungkan itu. Hari itu betul-betul hari yang istimewa dan menggembirakan baik bagi diriku maupun keluarga aku dan istriku, pangilan Ayah dari istriku dan putra putranya seolah menyadarkanku bahwa kini aku telah memikul tanggung jawab sebagai Suami dan ayah dari putra putranya. Panggilan mamah dari diriku dan putriku terasa lebih enak, seolah-olah memperkuat ikrar  sacral yang telah di ucapkan didepan wali yang sekarang menjadi mertuaku para saksi dan penghulu.

Hari hari selanjutnya ku jalani dengan penuh kegembiraan dan keiklasan, hidupku mulai berubah, seolah–olah tangan istriku tangan emas yang mampu menata hidupku kearah yang lebih baik, kebiasaan aku berpakaian seenaknya mulai tertata rapih, Dia selalu mengingatkanku  sebelum tidur, harus  gosok  gigi, harus bersih  ,harus wangi dan masuk kekamar  gak boleh pegang HP, kebiasaan saling minta  meminta maaf selalu ku lakukan sampai saat ini, dan saling berpelukan sebelum pergi, wah pikirku ruwet banget, tapi karena hal yang sangat baik maka  kuturuti pula,  Selain itu  yang wajib kulakukan, bangun jam 0300 beribadah diwaktu malam harus jadi kebiasaan, kujalani perlahan -lahan  dengan ikhlas tak sedikitpun terasa ada paksaan.

”Emmhhh…! Ternyata ya hidup teratur itu lebih menyenangkan”

”Ya memang kau beruntung mempunyai  istri yang baik”.

“Ya,  aku memang beruntung”.

“terus apa maumu?”

“Awas kalau kau macem-macem dan sakiti dia”.

“Enggak bakalan lah, aku ini bukan tipe laki-laki yang suka ngobral janji, kesetiaan mesti kupertaruhkan untuk hidup dengan istri yang sangat kusayangi, di mataku dia adalah wanita terakhir yang kucintai dunia akherat ”

Hidup dengan seorang yang ku sayangi, serasa sangat menyenangkan, hari-hari terasa seperti membenamkan sulaman dalam ukiran benang emas yang terlihat menakjubkan, kebiasaan tidur tepat waktu dan bangun di malam hari, makan dengan teratur serta sedikit olah raga dipagi hari menjadikan aku merasa lebih muda, badanku terasa lebi segar, hidupku terasa lebih bersemangat, seolah -olah ada keajaiban dari perkataan lembut istriku, dari senyuman, serta dari ukiran tangan munggil yang membuat kehidupan bergerak ke arah yang lebih baik.

“Yah hidupmu sekarang sedang bergerak menuju pintu kebahagiaan” Kata suara hatiku seolah-olah mengusik aku diwaktu-waktu santai.

“Memang hidup itu harus bergerak,  ke depan”

“Kalau mau  bergerak ya harus ke depan?”

“Kalau ke belakang?”

”Ke belakang Namanya mundur”.

“Kamu  jangan berpikir ke belakang, pikirkanlah kebahagiaan     yang sedang kau alami untuk terus melangkah sempurnakan dengan doa dan ikhtiar”

Seolah-olah aku dalam buaian mimpi indah yang terpancar dalam tangan-tangan bidadari istriku, dia yang selalu mengingatkanku kalau ada kelalaian beribadah, dia yang selalu membangunkanku di tengah malam untuk memohon kepada sang Illahi, dia pula yang selalu mempraktekkan kesederhanaan hidup yang dilalui, dia yang selalu menanamkan bahwa bersidekah tak perlu menunggu kaya, aku malu pada diri sendiri ternyata hidupku yang selama ini kubanggakan, hanyalah seolah-olah asesoris kehidupan yang tak berarti apa-apa. Bekerja keras sebagai upaya menyempurnakan ikhtiar, itulah hal yang selalu dia lakukan menekuni pekerjaannya. Tahap-demi tahap roda ekonomi dalam keluarga mulai tertata, tak ada keluhan sedikitpun, apa yang di dapat itulah yang dia terima dan dimanfaatkan dengan baik, kadang aku berpikir subhanallah terbuat dari apa hati istriku yang begitu baik, terasa aku begitu kecil dan banyak belajar tentang keikhlasan dari istriku tercinta.

Seiring berjalannya waktu, istriku setiap 3 hari dalam dua minggu harus pergi ke kantor tempat kerjanya di Jakarta, aku dengan istriku memang sudah komitmen menjalani itu, Aku tak menghalangi istriku untuk tetap bekerja di Asuransi Prudential yang kantor pusatnya di Jakarta, memang itu telah menjadi dunianya,  pekerjaan yang telah dirintis dan titekuni bertahun tahun, dan disanalah ia bekerja dengan penuh kesenangan dan keikhlasan.

Sedih memang sedih meskipun harus berpisah Cuma 3 hari, tapi kepercayaan yang kuberikan aku yakin tak akan disia-siakan. Meskipun baru beberapa minggu aku menjadi suami istri tapi aku yakin ia istri yang baik.         

 (BERSAMBUNG KE BAGIAN 10)

Kamis, 23 Februari 2023

MENJADI PEMBAAWA ACARA YANG BAIK DALAM KEGIATAN RESMI

 

MENJADI PEMANDU ACARA DALAM ACARA RESMI

Pembawa acara merupakan seorang yang bertugas membacakan naskah yang sudah disediakan pembawa acara meski kerap disamakan dengan MC  ( master of ceremony) padahal ternyata pembawa acara berbeda dengan MC (master of ceremony), pembawa acara biasanya ada diacara formal atau resmi, sedangkan MC memandu acara non formal. MC dituntut untuk berinovasi, sedangkan pembawa acara sebaliknya. Namun pada hakekatnya pembawa acara dan MC  memiliki tugas untuk memandu dan mengatur pelaksanaan tugas dalam sebuah acara. Oleh karena itu keberadaan dan kemampuan pembawa acara/MC dalam  suatu kegiatan sangat penting. Agar tugas  bisa berjalan dengan lancar, perlu persiapan yang matang, serta  mempunyai tanggung jawab agar para tamu/pendengar merasa nyaman dan menikmati acara yang diselenggarakan.

Seorang pembawa acara agar dapat memandu acaranya dengan baik perlu memperhatikan hal berikut:                  1.  Mempelajari teks MC yang berupa susunan acara yang                       akan dilaksanakan. 

2.  Memahami jenis acara yang dipandu.

3.  Mempunyai sikap yang luwes dan fleksibel dalam mengatur               acara

4.  Memperhatikan kostum yang dipakai harus disesuaikan                       dengan acara yang akan dipandu.

5.  Karena pembawa acara memandu acara resmi/formal                          maka gunakan Bahasa yang formal

   Teruslah belajar menjadi seorang  yang baik dan benar. Sebab, untuk menjadi  seorang  pembawa acara  profesional membutuhkan waktu dan jam terbang yang tinggi. 

Selanjutnya penulis akan memberikan contoh teks pembawa acara perpisahan   sekolah 

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Bapak Ibu Kepala Sekolah ….(nama sekolah)

Assalamualaikum Wr. Wb. Yang terhormat Bapak/Ibu Kepala Sekolah….. (nama sekolah) yang saya hormati, Dewan Guru, para pengurus Comite sekolah serta Bapak/Ibu serta wali murid yang saya hormati. Pada kesempatan yang bahagia ini, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan berkahnya sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul dalam acara perpisahan siswa/siswi kelas 6 SD …..(nama Sekolah) Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepadaNabi kita  Rasulullah Muhammad SAW. Kepada keluarga beliau, para sahabat serta kita semua semua sebagai  umat  muslimin semoga kita senantiasa beristiqomah dalam menjalankan syariat Islam. 

 Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, izinkan saya selaku pembawa acara membacakan susunan acara pada pagi hari ini. 

1.Pembukaan 

   Pembacaan Ayat suci Alquran

2. Doa 

3. Sambutan 

4. kata -kata  perpisahan

5. Hiburan 

6. Penutupan 

Hadirin sekalian, untuk memulai acara marilah kita buka acara ini dengan bacaan basmallah bersama-sama. 

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah, acara selanjutnya adalah pembacaan ayat suci Alquran. Terima kasih semoga lantunan ayat Suci Alquran tadi memberikan barokah bagi kita semua.

Hadirin yang saya hormati agar acara kitaberjalan dengan lancer serta  berada dalam ridha Allah yang maharahman mari kita lanjutkan dengan acara doa. Kepada Bapak …..dipersilakan untuk memimpin acara doa.  Teima kasih semoga do akita semua dikabulkan oleh Allah subhanahu  Wa taala.

Hadirin yang saya hormati mari kita lanjutkan drengan acara sambutan sambutan.  Sambutan pertama akan disampaikan oleh ketua panitia sekaligus laporan penyelenggaraan kegiatan perpisahan ini . Kepada Bapak /Ibu ……selaku ketua panitia dipersilakan. 

Selanjutnya adalah sambutan dari perwakilan  orang tua siswa kelas 6 kepada …selaku perwakilan siswa orang  tua siswa kelas 6  dipersilakan. Terimakasih saya sampaikan. 

Hadirin yang saya hormati kita lanjutkan dengan acara  kata – kata perpisahan. Kata kata perpisahan yang pertama disampaikan oleh salah seorang wakil  siswa kelas 6  kepada sdr. …. Selaku perwakilan siswa KLS 6 dipersilahkan Terimakasih saya sampaikan,  kita lanjutkan dengan kata-kata perpisahan  Guru kelas 6 sekaligus mewakili guru-guru SD …… kepada Bapak/Ibu … sebagai guru kelas 6 , dipersilakan. Terimakasih saya sampaikan kepd Bapak/Ibu.  

Hadirin sekalian. Kini kita memasuki acara pelepasan /penyerarahan siswa kelas 6  perpisahan sekaligus kata-kata perpisahan  yang akan disampaikan olah bapak /Ibu Kepala SD …..kepada Bapak/Ibu ……disilakan Hadirin sekalian. Yang saya hormati  sampailah pada acara yang kita tunggu-tunggu, yakni acara hiburan semoga acara ini memberikan kesan dan kenangan bagi kita semua dan sekaligus dapat mengantar kepaergian murid-murid kelas 6 yang tak lama lagi meninggalkan sekolah ini

Hadirin sekalian, tibalah kita di penghujung acara yakni penutupan, mari kita tutup acara perpisahan murid-murid kelas 6 SDN .. ini dengan bacaan hamdalah. Hadirin yang saya hormati, acara demi acara telah kita lalui bersama. Semoga apa yang telah kita lalui diterima oleh Allah SWT, namun setelah acara penutupan kita bermusapahah semoga segala kesalahan yang kita lakukan bisa saling memaafkan dan semoga Allah meridoi kita semua..  Saya selaku pembawa acara mengucapkan terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf apabila terdapat hal atau kata-kata yang kurang berkenan di hati hadirin sekalian. Terima kasih, Wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Itulah sekedar contoh dalam membawakan acara, namun perlu pula dipahami pembawa acara harus menghindari mengomentari pembicaraan seseorang apalagi sampai mengulasnya, kecuali dalam acara acara non formal yang dibawakan oleh MC, bisa berimprosasi mengulas menambah bahkan mengomentari si pembicara misalnya dalam acara hiburan, di awal juga sudah dijelaskan tentang perbedaan pembawa acara dengan MC. Juga perlu ditekankan dalam acara resmi prembawa acara gunakan Bahasa yang baik dan benar sesuai dengan petunjuk baku berbahasa Indonesia. 

Contaoh kesalahan kesalahan yang dilakukan pembawa acara diantaranya:

Acara selanjutnya yaitu sambutan dari perwakilan orang tua siswa, kepadanya disilakan. Nya adalah kata ganti orang ketiga artinya sama dengan dia sedangkan yang dimaksud kata ganti orang ke dua, sebutkan saja nama atau jabatan yang akan berbicara. 

Contoh lain :

Yang terhormat Bapak Kepala SD……Yang terhormat Bapak Ibu guru, Yang terhormat pengurus komite, yang terhormat, orang tua siswa dsb.

Secara logika Bahasa ter itu paling berarti hanya ada satu diantara sekian orang, pengucapanterhormat tidak diucapkan kepada beberapa orang cukup salah satu, missal:

Yang terhormat Bapak Kepala SD……Yang saya hormati Bapak Ibu guru, Yang saya hormati pengurus komite, yang saya hormati , orang tua siswa dsb

Atau bisa pula dengan :

Yang Yang saya hormati  Bapak Kepala SD……Yang saya hormati Bapak Ibu guru, Yang saya hormati pengurus komite, yang saya hormati , orang tua siswa dsb.

Rupanya pembahasan saya cukupkan sampai disini, semoga bermanfaat.

Sumber : brbagai artikel dan Panduan berbahasa Indonesia  yang baik dan benar.

Featured Post

HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA

KHARAMAH HABIB ALHABSYI:  BISA DENGAR SUARA TASBIH DAN BENDA MATI HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA Habib Ali Alhabsyi nama lengkapnya H...