INTRIK DARI DINASTI POLITIK
MENJADIKAN HAL YANG MENGGELITIK
rajasastrra-us.blogspot.com Intrik dari dinasti politik menjadikan
hal yang menggelitik. Hal ini berkaitan waktu pemilu semakin dekat, situasi semakin memanas
namun aku tidak akan membahas Pemilu secara keseleruhan. Bukan tentang siapa
capres-cawapresnya, mengenai visi-misinya, ataupun track-record nya. Tulisan
ini aku dedikasikan untuk hal yang menggelitik kita semua. Mengenai dinasti
politik, rasanya menjadi isu yang hangat dan sayang sekali untuk dilewatkan.
Intrik dari dinasti politik menjadikan hal yang menggelitik.Tahun politik masih berlangsung menuju Pemilihan Kepala Daerah. Ada yang luar biasa pada Pilkada tahun ini , sebagian besar pemilihnya anak muda. Tentu saja menjadi sasaran empuk untuk mendulang suara, Anak muda kebanyakan sedang sibuk-sibuknya mengejar karier, berjuang melewati quarter-life-crisis, ataupun cinta-cintaan. Sepertinya gak akan punya banyak waktu buat mantengin drama Pilkada saat ini. Kekecewaan terutama masarakat Jakarta karena calon yang diharapkan tidak lolos pencalonan menjadikan kemarahan yang dapat mempengaruhi jalannya pemilihan Gubernur khususnya di Jakarta.
Tapi aku yakin kawan-kawan yang membaca tulisan ini, kamu masih memiliki
kesadaran dan kepedulian tersendiri untuk Indonesia. Merawat daya kritis untuk
merebut kembali narasi ke jalur yang mesti. Akan diletakkan di tangan siapa,
tampuk kepemimpinan dan kekuasaan ini.
Intrik dari dinasti politik menjadikan hal yang menggelitik. Dinasti politik, tidak asing bukan? Saya bantu mengingatkan kembali Azwar Anas selaku Bupati Banyuwangi 2016-2021 digantikan sang istri Ipuk Fiestiandani sebagai Bupati 2021-2024, Mustofa Kamal (Bupati Mojokerto 2010-2018) dilanjutkan sang istri Ikfina Fahmawati (Bupati Mojokerto 2021-2024), Haeny Relawati (Bupati Tuban 2001-2011) dilanjutkan sang anak Aditya Halindra (Bupati Tuban 2021-2024), dan yang paling ruwet terkenal yaitu bagi-bagi jabatan antar dua pasang suami istri yaitu di Klaten, sejak 2000-2024. Dan yang paling hot sekarang permainan Gibran Rakabuming Raka yang menjadi calon wakil persiden sebelum usia 40 tahun.
Di sini coba kita bedah tipis-tipis mengenai dinasti politik itu sendiri. Apa yang disebut dengan dinasti politik? Dinasti politik, bicara mengenai dinasti layaknya Kerajaan. Orang-orang yang memimpin dia yang masih satu darah dengan pimpinan lama turun-temurun istilahnya. Lalu apa yang terjadi jika politik dinasti terjadi di suatu negara.
Gak ada salahnya juga Dinasti politik diperbolehkan. Di negara-negara
lain juga ada. Pembedanya, di negara lain dalam satu keluarga dididik akan
politik memang terencana, contohnya di Amerika Serikat yaitu Klen Kenedy.
Intrik dari dinasti politik menjadikan hal yang menggelitik.hal iniu dikarenakan dinasti politik yang ada di Indonesia ini tidak
main cantik rupanya. Kebanyakan kepala daerah yang saya sebut pada tulisan di
atas bermotif ”ujug-ujug” serba dadakan, suami lengser istri atau anak
menggantikan dan ndilalah menang.
Bagaimana menurut pandangan anda berkaitan dengan dinasti politik? Kalau terseleksi dengan benar dan
bermodal kompetensi yang mumpuni tidak ada masalah bukan. hal ini berakibat lebih hemat energi
untuk menyeleksi. Akan tetapi gimana jika yang dikatakan Bung Rocky benar,
jalan pikiran sekarang kebanyakan macet, karena jalan konstitusi bolong-bolong
dilewati tronton-tronton dinasti. Kompeten atau tidak itu yang harus diedarkan
di politik dinasti, bukan malah diselundupkan layaknya barang bodong lalu bebas
pajak.
Perlukah sebenarnya adanya undang-undang mengenai dinasti politik?
Intrik dari dinasti politik menjadikan hal yang menggelitik. Perlu diketatkan lagi sebenarnya dengan adanya undang undang yang berkaitan dengan hal tersebut. Namun, sayangnya undang-undang mengenai
politik dinasti ini belum diperjuangkan secara serius tbahkan dengan
alibi HAM, semua Masyarakat berhak untuk dipilih dan memilih, hal ini tidak
dilarang secara khusus. Asal kapasitas politik perlu disesuaikan, contoh
minimal menjadi kader partai sudah selama berapa tahun, sebelumnya pernah
menjabat belum, dsb.
BACAAN LAINNYA:
- KETIKA SEORANG PEMIMPIN TURUN TAHTA
- CALON PEMIMPIN CIUNG WANARA MENIUJU PEMIMPIN CIUNG LODAYA
- YANG MENJADI DASAR ADANYA KONGRES PEMUDA KE 1
Akan tetapi bagaimana jika hanya berlandaskan rasa tidak enak dengan
pemimpin lama, lalu meloloskan berkas syarat pemimpin baru yang masih satu
keluarga.
Intrik dari dinasti politik menjadikan hal yang menggelitik. Melihat semakin maraknya dinasti politik, idealnya hal ini harus diatur lagi dalam undang-undang. Politik itu harusnya memunculkan wajah baru dengan berbagai inovasi baru pula bukan melahirkan wajah lama dengan dandanan tebal alibi meneruskan perjuangan atau meraup harta kekayaan yang kurang dengan korupsi dan pencitraan. KLIK DI SINI