KETIKA AIR LANGGA TURUN TAHTA
![]() |
KETIKA AIR LANGGA TURUN TAHTA |
rajasastra-us.blogspot.com AIR LANGGA adalah nama seorang raja yang mempunyai peranan penting dalam sejarah Jawa Timur. Ia memerintah pafa tahun 1019 – 1042 Maswhi.Ia seorang raja dari keajaan Medang dan kemudian dikenal dengan Kahuripan Airlangga dikenang pulka sebagai pemimpin yang berhasil menyatukan kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya terpecah akibat perang dan konflik internal.
Airlangga putra dan merupakan putra dari Raja Udayana dari Bali dan Mahendradatta, seorang putri dari lahir sekitar tahun 990 Masehi dari Jawa. Sejak muda, ia sudah menunjukkan bakat kepemimpinan yang luar biasa.
Setelah kematian Raja Dharmawangsa, kakeknya, pada tahun 1016 dalam sebuah serangan oleh Raja Wurawari, Airlangga berhasil meloloskan diri dan mengasingkan diri ke hutan, menghindari ancaman dari para pemberontak. Di sana, ia menyusun strategi untuk merebut kembali takhta yang telah hilang.
Pada tahun 1019, Airlangga memulai perjuangannya untuk memulihkan kekuasaan dinasti keluarganya. Dengan bantuan para pendukung setianya, ia berhasil menaklukkan kembali wilayah-wilayah yang sempat terpecah, dan mendirikan kembali kerajaan dengan ibukota di Watan Mas.
Namun, karena ancaman dari gunung berapi dan serangan musuh, ia kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Kahuripan, yang terletak di dekat delta Sungai Brantas.
Salah satu pencapaian terbesar Airlangga adalah upayanya dalam menyatukan kembali wilayah-wilayah Jawa Timur yang sebelumnya terpecah belah.
Di bawah pemerintahannya, Jawa Timur mengalami masa kemakmuran dan stabilitas. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat peduli dengan kesejahteraan rakyatnya.
Airlangga memerintahkan pembangunan berbagai infrastruktur, termasuk irigasi dan bendungan, yang membantu meningkatkan produksi pertanian dan perekonomian kerajaan.
Selain prestasi politik dan ekonominya, Airlangga juga terkenal karena kontribusinya dalam bidang kebudayaan. Ia mendukung perkembangan sastra dan seni, serta menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha di wilayah kerajaannya.
Salah satu karya sastra terkenal yang muncul pada masa pemerintahannya adalah Kakawin Arjuna Wiwaha, sebuah epik yang ditulis oleh Mpu Kanwa dan terinspirasi dari kehidupan Airlangga.
Nama Airlangga disebut dalam beberapa prasasti, yang menunjukkan betapa mahsyurnya diri dan kerajaannya di masa itu'
1. Prasasti Pucangan (1031 M)
Prasasti ini ditemukan di daerah Pucangan, Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Prasasti ini berisi tentang riwayat hidup Airlangga, termasuk latar belakang keluarganya, kejadian penting seperti serangan terhadap istana Raja Dharmawangsa, serta upayanya untuk memulihkan kekuasaan dan membangun kembali kerajaan.
2. Prasasti Terep (1032 M)
Prasasti ini ditemukan di Desa Terep, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Prasasti ini berisi tentang pembebasan pajak bagi penduduk Desa Terep sebagai penghargaan atas dukungan mereka kepada Airlangga dalam perjuangannya melawan musuh-musuhnya.
Dalam 1 bulan Anda akan mendapatkan 10 kg otot sekeras batu tanpa harus berolahraga dan diet
3. Prasasti Kamalagyan (1037 M)
Prasasti ini ditemukan di Desa Kamalagyan, juga di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Prasasti ini menyebutkan pemberian status sima (tanah bebas pajak) kepada Desa Kamalagyan oleh Airlangga, sebagai imbalan atas kesetiaan dan jasa penduduknya kepada kerajan
4. Prasasti Calcuta (1041 M)
Prasasti ini merupakan salinan dari prasasti yang ditemukan di Calcutta (sekarang Kolkata, India) dan menjelaskan tentang pembagian kerajaan menjadi dua bagian, yaitu Janggala dan Kediri, yang dilakukan oleh Airlangga sebelum ia turun tahta. Prasasti ini menguraikan alasan pembagian tersebut, yakni untuk menghindari perebutan kekuasaan di antara para pewarisnya.
5. Prasasti Turyan (1037 M)
Prasasti ini ditemukan di Desa Turyan, Malang, Jawa Timur. Prasasti ini menceritakan tentang pemberian hadiah kepada penduduk desa yang telah membantu Airlangga dalam peperangan dan pembangunan kerajaan.Pada tahun 1042, Raja Airlangga memutuskan untuk turun tahta dan menjadi seorang pertapa, menyerahkan kekuasaan kepada dua putranya. Sebelum turun tahta, ia membagi kerajaannya menjadi dua bagian untuk menghindari konflik perebutan kekuasaan.
Putra dari Airlangga itu adalah;
1. Sri Samarawijaya,
2. Mapanji Garasakan
yang menjadi raja di Kerajaan Janggala, yang terletak di bagian timur dari wilayah kerajaan yang dibagi. Janggala meliputi wilayah yang kini dikenal sebagai Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya.
Meski harapan Airlangga dengan pembagian wilayah ini dapat menghindari konflik antara keturunannya, tetapi pada akhirnya, Kediri dan Janggala justru bersaing dan terlibat dalam berbagai peperangan di masa-masa berikutnya. KLIK DI SINI
Sumber: TINEMU.COM –
Tidak ada komentar:
Posting Komentar