BERANDA

Jumat, 26 April 2024

8 PROGRAM DAN TERBAIK DAN 17 PROGRAM PRIORITAS PRESIDEN DAN WAPRES TERPILIH PRABOWO - GIBRAN YANG HARUS KITA KAWAL


8 PROGRAM DAN TERBAIK DAN 17 PROGRAM PRIORITAS
PRESIDEN DAN WAPRES TERPILIH PRABOWO - GIBRAN
YANG HARUS KITA KAWAL

8 PROGRAM DAN TERBAIK DAN 17 PROGRAM PRIORITAS PRESIDEN DAN WAPRES TERPILIH



<script type='text/javascript' src='//pl22704148.highcpmgate.com/50/55/c8/5055c859f9e30182803847ad16e81be5.js'></script>
rajasastra-us.blogspot.com   8 Program Hasil terbaik Cepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan 17 program prioritas, yang dijanjikan Presiden dan Wapres Terpilih Indonesia, Prabowo – Gibran perlu kita kawal agar dapat terwujud jangan cuma janji kosong di saat Kampanye. 
Sekarang Pemilu telah usai, KPU telah menetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres terpilih pada Rabu, 24 April 2024. Mari semua rakyat bersatu untuk focus pada hal-hal yang telah dijanjikan saat kampanye. 
Kini janji-janji yang disampaikan Prabowo-Gibran selama kampanye menjadi salah satu yang cukup disorot oleh masyarakat, dan tentu saja perlu pengawalan seluruh lapisan masyarakat jangan sampai Presiden dan wakil terpilih terus terlena dalam eporia kegembiraan karrena kemenangan 
Program Prabowo-Gibran tertuang dalam dokumen bertajuk "Visi dan 8 Misi Asta Cita. Visi: Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045" yang diserahkan ketika daftar ke KPU pada 25 Oktober 2023 lalu. Dalam dokumen tersebut, Prabowo-Gibran memiliki 8 Program Hasil terbaik Cepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan 17 program prioritas, 

8 Program Hasil terbaik Cepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 Prabowo-Gibran: 

  1. Memberikan makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. 
  2. Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis, menuntaskan kasus TBS dan membangun rumah sakit lengkap berkualitas di kabupaten. 
  3. Mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional. 
  4. Membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten, dan memperbaiki sekolah yang perlu di renovasi. 
  5. Melanjutkan dan menambahkan program kartu-kartu kesejahteraan sosial, serta kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan absolut. 
  6. Menaikkan ASN (terutama guru, dosen, tenaga kesehatan dan penyuluh) TNI/Polri, dan pejabat negara. 
  7. Melanjutkan pembangunan infrastruktur desa dan kelurahan, bantuan langsung tunai (BLT), dan menjamin penyedian rumah murah bersanitasi baik untuk yang membutuhkan, terutama generasi milenial, generasi Z dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) 
  8. Mendirikan Badan Penerimaan Negara dan meningkatkan risiko penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) ke 23 persen17 Program Prioritas Prabowo-Gibran...                                                                17 Program Prioritas Prabowo-Gibran    

  • 1. Mencapai swasembada pangan, energi, dan air 
  • 2. Penyempurnaan sistem penerimaan negara 
  • 3. Reformasi politik, hukum, dan birokrasi 
  • 4. Pencegahan dan pemberantasan korupsi 
  • 5. Pemberantasan kemiskinan 
  • 6. Pencegahan dan pemberantasan narkoba 
  • 7. Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bagi seluruh              rakyat Indonesia: peningkatan BPJS kesehatan dan                        penyediaan obat untuk rakyat. 
  • 8. Penguatan pendidikan, sains dan teknologi serta digitalisasi 9.      Penguatan pertahanan dan keamanan negara dan                          pemeliharaan       hubungan internasional yang kondusif 
  • 10. Penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan, anak serta penyandang disabilitas 
  • 11. Menjamin pelestarian lingkungan hidup 
  • 12. Menjamin ketersediaan pupuk, benih dan pestisida langsung ke petani 
  • 13. Menjamin pembangunan hunian berkualitas terjangkau                bersanitasi baik untuk masyarakat pedesaan/perkotaan dan          rakyat yang membutuhkan 
  • 14. Melanjutkan pemerataan ekonomi dan penguatan UMKM            melalui program kredit usaha dan pembangunan Ibu Kota            Nusantara (IKN) serta kota-kota inovatif karakteristik-                  mandiri lainnya. 
  • 15. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan                    sumber  daya alam (SDA) termasuk sumber daya maritim            untuk membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam          mewujudkan keadilan ekonomi 
  • 16. Memastikan kerukunan antarumat beragama, kebebasan              beribadah, pendirian dan perawatan rumah ibadah 
  • 17. Pelestarian seni budaya, peningkatan ekonomi kreatif dan            peningkatan prestasi olahraga   KLIK DI SINI
BACAAN LAINNYA:

Selasa, 23 April 2024

SARUNG SANTRI CERPEN INDAH YANG MENGGUNCANG EMOSI



SARUNG SANTRI CERPEN INDAH  YANG MENGGUNCANG EMOSI

Pengantar Cerita

rajasastra-us.blogspot.com-Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).

Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan: katun, poliester, atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah hingga pada penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Pada umumnya penggunaan kain sarung pada acara resmi terkait sebagai pelengkap baju daerah tertentu.

Sarung banyak digunakan oleh orang untuk beribadah terutama banyak digunakan oleh para Kiai dan santri. Sehingga penggunaan sarung lekat dengan santri 

Dibawah ini saya akan sajikan - Cerpen Berjudul Sarung Santri Karya Muyassarotul Hafidzoh, Kritis dan Mengguncang Emosi. cerpen berjudul Sarung Santri ini berkisah tentang sarung, tapi ditulis dalam kemasan yang indah, juga kritis. Rasanya cerpen ini sangat bagus untuk dibaca dan diapresiasi .

Mari menyimak cerpen menarik yang ditulis oleh Muyassarotul Hafidzoh, penulis Novel Hilda yang viral itu.


SARUNG SANTRI

Cerpen Muyassaroh Hafidzoh



Aku menghentikan pencarianku sejenak, menerawang bayangannya. Ya! Seseorang.

Dia adalah seorang pemuda yang menyukai kesendirian. Tadarusnya, puasanya, makan, ngaji, nyuci dan nderesnya, ya kecuali shalatnya. Selain itu banyak pula yang mengenalnya karena sarung itu selalu mengikat di lehernya. Sarung coklat, namun sudah lusuh, warna coklatnya pun sudah menjadi hampir tak nampak kalau itu coklat. Walaupun motif kotak-kotaknya masih menempel memisahkan antara coklat dan entah itu putih atau abu-abu.

Beberapa hari ini aku melihatnya merenung di teras masjid, sambil memegang kitabnya namun bibirnya tak seperti biasanya yang selalu komat kamit entah membaca apa, tapi aku yakin itu hafalannya. Banyak teman yang mengenalnya, namun lebih banyak yang tidak memahaminya. Kami semua menganggapnya santri aneh.

Pertama dari namanya, dia bernama Nuzulul Qur’an, aneh kan? Aku pernah bertanya padanya suatu sore, dia menjawab “Kata kakekku, karena aku lahir di malam itu.”

Dan malam ini adalah tanggal 17 Ramadhan di mana biasanya setelah selesai mengaji aku menemui Nuzul duduk di atas sumur pondok yang berada di belakang komplek sakan.

“Zul, kamu akhir-akhir ini terlihat murung, kenapa?”

“Sarungku hilang Rul,” jawabnya parau.

Aku terbelalak mendengarnya, kenapa bisa hilang, bukankah sarungnya itu selalu diikat ke lehernya. Siapa pula yang berani mengambil sarung Nuzul.

“Zul, selamat ulang tahun ya! Malam tahun ini apa do’amu?” Tanyaku.

Seingatku dua tahun lalu ketika aku baru mengenal Nuzul, dia menjawab pertanyaanku dengan “Aku ingin hafal kitab Alfiyah.” Tahun sebelumnya juga dia menjawab “Aku ingin hafal seratus hadis Rasul.” Karena memang santri aneh, oh bukan aneh, lebih tepatnya santri ajaib, semua keinginannya sudah terpenuhi. Beberapa bulan lalu Pak Yai memberi syahadah padanya karena telah selesai menghafal seratus hadits.

BACAAN LAINNYA;

  • KEMELUT CINTA SANG DIREKTRIS PT BAHARI LESTARI
  • SENYUMAN SANG REMBULAN CURAHAN HATI ANGIN MALAM
  • TUNGGU AKU DI POJOK JALAN

“Aku ingin sarungku ketemu, Rul,” katanya membuatku mengerutkan dahi.

“Tunggu Zul, dua tahun lalu ingin hafal Alfiyah, tahun lalu seratus hadits, kenapa sekarang jadi ingin sarungmu ketemu, bukannya ingin hafal Qur’an atau dapet jodoh yang pinter, cantik atau apalah?” Kataku memprotes do’anya.

“lha memang kenapa Rul?”

Aku pun bingung menjawab pertanyaan balik darinya, ya gak apa-apa juga sih, maklum sarung itu selalu setia menemaninya.

“Kalau sudah lulus dan boyong dari sini kamu ingin menjadi apa Rul?” Tanyanya tiba-tiba.

“Aku ingin menjadi wakil rakyat.” Dia menolehku dan menatap. Tatapannya seperti peluru yang berhasil meluncur dan mengenai jantungku.

“Besok kalo kamu jadi wakil rakyat jangan lupa ke mana-mana bawa sarung ya!” Katanya.

Setelah percakapan itu dia langsung pergi meninggalkanku sendirian di atas sumur, aku menatap purnama yang dari tadi milik Nuzul, lama-lama aku merasakan keindahan. Purnama yang melambai-lambaikan parasnya bagaikan perempuan cantik yang sedang menggoda. Sepertinya bintang pun tidak kalah mempesona, mereka berebutan mencuri perhatianku, ah… dalam gelap yang pekat akan merasakah terang yang tsaqib, mencorong, silau.

Dua bulan kemudian tepatnya setelah libur Lebaran aku jarang melihat Nuzul, di masjid, di langgar, di kamar, di atas sumur maupun di warung Mbok Barkah.

Pengajian Hikam adalah yang menjadi favoritnya pun sudah 10 kali tanpa kehadirannya. Pak Yai memulai bacaannya dengan kalimat “la yusykikannaka fi al-wa’di adamu wuqu’i al-mau’udi, wa in ta’ayyana zamanuhu lialla yakuna dzalika qadhan fi bashiratika wa ikhmadan linuri sariratika”

“Janganlah tidak adanya sesuatu yang dijanjikan, membuat ragu keimananmu, walaupun waktu perjanjian itu jelas. Supaya tidak mencela mata batinmu dan cahaya keluhuranmu.”

Sulit rasanya memahami apa yang di kaji Yai malam ini, biasanya aku bertanya pada Nuzul apa maksud dari ungkapan Ibnu ‘Athoillah tersebut. Namun sayang santri berkalung sarung itu lama tidak menampakkan mata sayunya.

Selesai ngaji aku berlari mendekati Yai.

“Nyuwun sewu Yai, kenapa Nuzul belum balik ke pesantren?” Tanyaku.

Dia sakit, dongakke ben ndang sehat yo le!” Kata Yai.

Sedih mendengar jawaban Yai, Nuzul sekarang sakit, aku berpikir apa karena sarungnya yang belum ketemu. Ah..! Aku jadi ingat ketika tiba-tiba dia mendekatiku saat aku sedang asyik dengan rebanaku.

“Rul… Irul… semalam aku bermimpi kamu menjadi wakil rakyat. Nanti kalo sarungku ketemu, aku akan memberikannya padamu.” Katanya, kemudian berlalu meninggalkanku yang masing merasa aneh dengan sikapnya.

Pagi yang mendung ahad ini kembali mengingatkanku padanya. Ada keinginan untuk mencari sarungnya yang hilang. Aku menyusuri pesantren berharap menemukan sarung coklatnya. Tapi nihil, tak ku temukan, bahkan sarung yang mirip saja tidak ku jumpai. Aku hampir putus asa.

Tiba-tiba aku melihat warna yang sangat ku kenali, tapi aneh, warna itu berada di deretan sarungku yang ku susun rapi di lemari. Aku mengambilnya dan aku menemukan kertas kecil dalam lipatannya.

“Rul, ini pesan dari Ibnu ‘Athoillah (keimanan itu tidak terpaut pada janji namun pada kemantapan hati. Karena jika terpaut pada janji maka akan menciderai mata batinmu.) Jadilah wakil rakyat yang memiliki iman bukan hanya janji. Nuzul.”

Aku menangis mengingat semua itu, waktu yang ku lalui dua puluh lima tahun silam. Di pesantren, di kamar komplek, di atas sumur, di belakang Pak Yai, di samping Nuzul.

Nuzul yang aneh tapi aku mengaguminya, Nuzul yang mati melawan penyakitnya, Nuzul yang memberi sarungnya entah kapan dia menaruh di dalam lemariku.

Benar kata Nuzul tentang sarung itu, ia bisa mengingatkanku atas kewajiban sebagai hamba. Apakah Nuzul mengetahui bahwa saat ini aku dikejar-kejar penegak hukum karena menyelewengkan janji. Dan sekarang aku baru mengingatnya. Aku baru mencari kembali sarungnya. Tuhan, di mana sarung itu? KLIK DI SINI

16 Juli 2013.

Krapyak, 00.32 wib

SEJARAH DAN WUJUD BUDAYA SUNDA YANG PENTING DIKETAHUI (LANJUTAN)

SEJARAH DAN WUJUD BUDAYA SUNDA 
YANG PENTING DIKETAHUI  

(Lanjutan)


SEJARAH DAN WUJUD BUDAYA SUNDA YANG PENTING DIKETAHUI  (LANJUTAN)

Ruwatan

rajasastra-us.blogspot.com ###  Wujud kebudayaan yang berupa aktivitas dan dianggap sebagai tradisi selanjutnya adalah Ruwatan. Tradisi ini hampir sama dengan yang ada di suku Jawa yang bertujuan untuk ‘melepaskan ancaman bahaya malapetaka dari yang melingkupinya’. Biasanya, Ruwatan di suku Sunda ini dilakukan untuk menghalau munculnya penyakit dan wabah, serta menyembuhkan seseorang dari penyakit yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Tradisi ini akan dilaksanakan dengan membaca beberapa mantra dan harus dengan persiapan khusus. Mulai dari padi dan kelapa yang berjumlah ganjil, satu kendi air tape ketan, bubur beras putih dan merah, dan beberapa sesajen.

Berwujud Hasil Karya Manusia

Pada dasarnya, kebudayaan yang berwujud hasil karya manusia ini kerap dikenal sebagai kesenian daerah. Yap, kesenian itu memang bagian dari kebudayaan yang pastinya telah berkembang sejak dahulu kala, mengingat sebuah kebudayaan itu mesti sudah mengakar secara turun-temurun. Itulah mengapa, kebudayaan yang berwujudkan hasil karya manusia itu berkenaan dengan karya sastra, rumah adat, pakaian adat, hingga alat musik daerah.

Karya Sastra

Wujud kebudayaan yang berupa hasil karya manusia diantaranya adalah karya sastra. Yap, Sastra Sunda umumnya adalah karya kesusastraan yang ditulis dalam Bahasa Sunda dan berkenaan dengan kebudayaan suku Sunda. Karya sastra ini telah muncul sejak abad ke-11 dengan dituliskan di atas daun lontar menggunakan aksara Sunda Kuno, aksara Cacarakan, hingga huruf Arab. Jenisnya pun beragam, mulai dari yang berbentuk pantun, mantra, cerita wayang, hingga buku suci.

Salah satu karya sastra suku Sunda yang terkenal adalah Carita Parahiyangan yang berupa naskah kuno sejak abad ke-16. Carita Parahiyangan ini berisikan penjelasan akan bagaimana sejarah Tanah Sunda berdiri, terutama pada kekuasaan di dua ibukota Kerajaan Sunda, yakni Keraton Galuh dan Keraton Pakuan. Naskah yang ditulis dalam 47 lembar halaman ini mulanya ditulis di daun lontar menggunakan aksara Sunda Kuno. Saat ini, naskah asli dari Carita Parahiyangan sudah dapat dilihat di Museum Nasional Indonesia Jakarta.

Beberapa karya Sastra Sunda yang dikenal oleh masyarakat luas adalah:

Babad Cerbon

Cariosan Prabu Siliwangi

Carita Ratu Galuh

Carita Purwaka Caruban

Nagari

Carita Waruga Guru

Kitab Waruga Jagat

Layang Syekh Gawaran

Pustaka Raja Purwa

Kitab Pramayoga

Sajarah Banten

BACAAN LAINNYA:

Kesenian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kesenian itu telah menjadi bagian dari kebudayaan berwujud hasil karya manusia. Pada suku Tatar Pasundan ini ada banyak kesenian yang hingga saat ini dijadikan tradisi masyarakat untuk tetap dilestarikan. Mulai dari Sisingaan, Kuda Lumping, Kuda Renggong, Reog, hingga Wayang.

Sisingaan adalah kesenian tradisional yang berupa arak-arakan dengan empat orang dewasa menggotong patung berbentuk singa dan ditunggangi oleh anak kecil. Berhubung kesenian ini adalah arak-arakan, maka tentu saja akan diiringi oleh suara tabuhan gendang dan terompet. Saat ini, kesenian Sisingaan masih dilakukan di hari-hari bersejarah seperti hiburan resmi, kegiatan HUT Kemerdekaan RI, dan beberapa hari besar lainnya.

Kuda Lumping menjadi salah satu kebudayaan berwujud hasil karya manusia yang menggunakan kayu berbentuk kuda. Yap, dalam prosesnya pun akan mendatangkan “dukun” untuk mengundang roh halus sehingga orang yang memainkannya akan kesurupan. Ketika orang tersebut sudah kesurupan, maka dirinya akan menunggangi kayu berbentuk kuda dan diiringi dengan suara tabuhan gendang serta terompet. Perlu diketahui bahwa kesenian ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang telah terlatih, karena ketika kesurupan tak jarang mereka akan memakan kaca, rumput, ataupun benda-benda berbahaya lainnya.

Wayang selain menjadi kesenian khas Indonesia juga menjadi peninggalan kebudayaan suku Sunda, khususnya Wayang Golek. Yap, Wayang Golek ini adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang dalang. Tak lupa dengan iringan musik degung dan nyanyian sinden. Cerita yang dibawakan biasanya Ramayana, Mahabharata, dan tokoh-tokoh dari tanah India lainnya.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu suku Sunda beserta asal-usul, sejarah, hingga peninggalan kebudayaan yang berwujud gagasan, aktivitas manusia, dan hasil karya manusia. Sebenarnya, masih ada banyak sekali kesenian yang menjadi bagian kebudayaan berwujud hasil karya manusia dari suku Sunda, sebut saja ada rumah adat bernama Badak Heuay, alat musik bernama Angklung, tari daerah bernama Tari Jaipong, pencak silat Cikalong, Kain tenun Majalaya, dan lainnya.  KLIK DI SINI

Sumber: Sari, Devita Nela dan Risti Yuliana. (2015). Kebudayaan Suku Sunda. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Featured Post

HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA

KHARAMAH HABIB ALHABSYI:  BISA DENGAR SUARA TASBIH DAN BENDA MATI HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA Habib Ali Alhabsyi nama lengkapnya H...