BERANDA

Selasa, 25 Juni 2024

BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA 2


BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA.

Undang Sumargana)

(Cerita bersambung bagian 2 )


BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA 2


BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA 2

Pembaca yang budiman permohonan maaf cerita bersambung bagian 2 lupa saya posting di bloog, terima kasih kepada pembaca bloog saya yang telah mengingatkan

Catatan:

Guru SD dulu cukup berijzah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) atau SGO (sekolah Guru Olah Raga) atau PGA (Pendidikan Guru Agama) Sekolah sekolah tersebut setingkat SMA sekarang, tak diperlukan Ijazah S1 seperti sekarang, maka kalau  guru SD melanjutkan kuliah dianggap aneh malah ada yang mencibir memandang berlebihan. Guru SD diangkat CPNS  dalam usia yang masih belia dan diberi pangkat II/a, bisa dibayangkan kehidupan guru pada wktu itu dengan gaji Rp 14.500,00 (Empat Belas Ribu Lima Ratus Rupiah)

rajasastra-us.blogspot.com

Keegoan membuat jiwa kita menjadi  gelap, dan Nurani kita menjadi kelam, hati yang cemerlang arif dalam menjatuhkan pandangan,akan membuat kita  dapat membedakan antara kegelapan dengan cahaya, membedakan  antara haq dan bathil, Jangan cemaskan teriknya panas yang mematangkan padi, dan jangan cemaskan hujan yang menyuburkan daun, biarlah tempaan  akan mematangkan jiwa kita menjalani kehidupan. Kita  harus berjuang melangkah dalam ayunan qudrah dan iradah Allah.

Menetapkan jiwa untuk mengikuti kuliah menempuh jenjang S1, itu menjadi pilihan hatiku, bukan semata mata karena pelarian dari kandasnya cinta, tapi itu pilihan hidup. Tak sedikit yang mencibir, karena anggapan orang terutama dikalangan guru SD, apa gunanya kuliah  cukup Pendidikan dari SPG, rasanya berlebihan kalau untuk guru SD harus kuliah lagi, tapi aku tak peduli dengan anggapan orang, biarlah suatu saat zaman akan berubah, dan terbukti sekarang tak ada lagi guru SD hanya setingkat SLA seperti SPG dan SGO, tapi minimal harus S1.

Kesedihanku perlahan lahan sirna melebur dalam kesibukan tugas sebagai guru dan tugas di campus, aku harus bangkit-bagkit dari keterpurukan,

Cintaa….!

Kita tak seharusnya jadi bucin (budak cinta), sebab yang kurasakan cinta bisa datang dan pergi tanpa permisi, Emang indahnya cinta seperti gemercik air di sela  bebatuan, seperti arus yang tenang mengalir sungai sungai di pedalaman, cinta merambah tanah menghijaukan dedaunan memberi penghidupan. Cinta bisa berupa kasih tanpa suara.  Embun yang merayap keseluruh persada. Lembut selembut air di kolam sebening kaca. Tapi kalua cinta sudah berulah petaka dahsyat yang bisa membuat kita terseok seok dalam kehidupan

Adakah kita memahami cinta?

Diawal-awal putus cinta  aku merasakan Wanita itu macan…..jangan dekati kejaaammm.

Tapi aku harus jadi pawang macan yang siap menjadikan  macan yang buas  untuk bertekuk lutut dikakiku , seperti surat terakhirku “Kau harus bertekuk lutut menyembah telapak kakiku!” Pengalaman hidup yang menempaku, menjadikan diriku hilangnya kepercayaanku  pada Wanita, biarlah aku berselancar seperti angin, bebas seperti burung camar, ataukah sewaktu-waktu menderu seperti dahsyatnya ombak lautan, atau aku harus kokoh seperti batu karang ? Yah tapi nurani ku, mengharuskan aku seperti buih putih ombak lautan yang terlihat begitu indah diterpa cahaya matahari, cahaya yang memencarkah aneka warna dalam pedaran kehidupan, warna yang memberikan manfaat bagi orang lain. Yang perlu kita pahami usia kita terus merayap setiap detik, memacu setiap saat ke ujung waktu semuanya pasti melepaskan kehidupan dan berakhir dengan helaan napas dan berakhir dalam kematian itu pasti, pasti tak bisa dihindari  hanya yang tak tau kapan Malakal maut datang menjemput

Pada waktunya pasti datang, Cuma sebelum datang kita harus menentukan pilihan.

Hidup cuma-cuma atau hidup harus bermanfaat?

Ya tentu …! Pilihan yang tepat, hidup harus bermanfaat bagi orang lain selain untuk diri sendiri. Teringat falsafah kehidupan;

“jangan mati dalam kehidupan, kita harus bisa merasakan hidup dalam kehidupan  bahkan jalan terbaik bisa  hidup dalam kematian” Hemmmhh bagi pembaca yang tak pernah belajar Filsapat pusing bukan? Baik sedikit ku jelaskaN

Mati dalam kehidupan berarti hidup kita tidak bisa berbuat kebaikan, jangankan untuk orang lain untuk diri sendiri saja hanya mengandalkan orang lain. Hidup dalam kehidupan kita bisa berbuat banyak untuk diri sendiri dan berguna orang lain, sedangkan hidup dalam kematian meskipun  orangnya sudah mati, tapi karena jasa-jasanya, karena perbuatan dan kebaikan semasa hidup, masih tetep dikenang, tatap abadi seperti hanya para pahlawan.

Hari terus bergulir dengan begitu cepat, tak terasa aku sudah masuk ke Semester 4  mengikuti kuliah di UNIVERSITAS SILIWANGI Tasikmalaya, Fakultas Pendidikan program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Pulang pergi dari Wisma Guru SDN Karangmulya, di kampung Citoe Desa Cidadap Kec. Karangnuggal.  Berangkat Jumat sore,  pulang mingu sore. Cape? Ya memang Cape, apalagi kendaraan pada waktu itu harus menunggu lama, tidak seperti sekarang. Pada waktu itu  untuk ukuran Guru SD jangankan membeli motor,  untuk kehidupan sehari-hari saja masih morat-marit, tapi hal ini  terus kujalani karena disisi lain aku menemukan  kesenangan. Tekadku kuliahku harus selesai secepat mungkin.

Senin sore pada waktu itu, ada tugas kuliah yang harus selesai Sabtu yang akan dating.  Kebetulan,  sore itu teman kuliahku datang utuk mengerjakan tugas bersama-sama, teman satu jurusan dia ikut kuliah di kelas karyawan. Orang pribumi juga satu  kampung dengan tempat tugasku mengajar. Gadis belia dari keluarga orang cukup  berada. Satu jam tugas selesai dikerjakan,  aku beranjak maksud untuk menikmati cahya mentari disore hari di tepi pantai, Tapi Yanti temanku ikut juga, ya gak apa-apa ada teman ngobrol, tapi kadang aku mersakan risi dia memberikan  perhatian kadang berlebihan, baik di campus maupun kalau  pulang kekampungnya, tapi yah mungkin itu hanya anggapanku saja.

Sampai di dekat pantai aku naik ke bukit Karang Bayawak menyaksikan deburan ombak dan cahaya yang mulai meredup  yang kemudian  munculnya rona merah menebar di ufuk barat

“Tuh lihat cahaya yang kemerahan itu indah ya” Yanti  teman perempuan yang duduk disampingku berkata sambal menunjuk cahaya yang kemerahan
             ”Tentu.....” kataku “Kalau kemunculan  matahari  mempunyai cahaya yang indah dan bagus maka kesudahannya juga akan terpancar keindahan pula. Apa lagi  matahari menjelang terbenam cahayanya   begitu indah, dan akhirnya ditutup dengan cahaya mega senja yang berpedaran dengan aneka warna”.

           “Maksudnya”
   Bukankah sering saya katakanMan asyrakat bidayatahu asrakat nihatahu....

Barang siapa terpancar cahaya diawalnya  maka akan    terpancar       pula cahaya diakhirnya....
Kemudian
     di malam hari    kita    bisa    menikmati   cahaya  bintang bersama kebebasan yg tiada akhir…....dan merasakan kedamaian dan kesejukan bersama cahaya purnama yangindah.....
           Hemmmhhh…. Nafas Yanti  pun mendesah dengan kelembutan YAA  RABBI,  YAA  RABBI,  YAA RABBI....

Terlihat dia mencoba menatapku, tapi aku mencoba menepis dengan mengalihkan perhatiannya, walaupun secara sembunyi kulirik sedikit, cantik emang dia cantik, tapi ah kutepis jauh jauh pikiran itu.

Senja pun merangkak perlahan -lahan keindahan yang tiada tara dari pedaran cahaya membuat lukisan Illahi dalam kombinasi pedaran warna yang menakjubkan, pancaran warna warna kuningnya melukiskan bianglala di atas dedaunan dan hamparan air laut  yang kini beubah warna jingga yang pupus, warna itu seperti melukiskan sisa  kesenduan yang masih memahat dalam hati.

 Hemmh sebuah lukisan ujung hari, laksana lukisan ujung kehidupan. Kilauan cahaya lembayung yang hampir tenggelam seperti menggoreskan kenangan yang melaju di ujung usia, seperti menoreh peristiwa masa silam. Suara angin    semakin lirih, deburan ombak terdengar bersahutan seolah-olah bertasbih memuja sang Illahi, pencipta keindahan dari segala yang paling indah,

Hari merangkak menuju rembang petang, akhirnya  aku mengajak Yanti  beranjak dari bukit Karang Bayawak menuju rumah,   setelah berjalan kira kira 10 menit sampai di persimpangan dia berpamitan sambal menyungingkan senyum.  Hemmh……senyum gadis belia polos tapi mungkin punya arti.

(BERSAMBUNG)

KLIK RAJA SASTRA DI SINI

     

Rabu, 19 Juni 2024

3 PUISI CINTA UNTUK MENGUNGKAP RASA BAGI YANG TERKASIH

3 PUISI CINTA  UNTUK MENGUNGKAP RASA  BAGI YANG TERKASIH


3 PUISI CINTA  UNTUK MENGUNGKAP RASA  BAGI YANG TERKASIH

rajasastra-us.blogspot.com Puisi cinta untuk mengungkapkan rasa  bagi yang terkasih.  Ada banyak cara yang dapat dilakukan terutama bagi remaja untuk mengungkapkan rasa cinta untuk orang terkasih. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni mengungkapkan isi hati melalui puisi cinta romantis.

Penulis mengajak untuk mencoba memahami cinta  lewat puisi. Puisi bisa mengungkapkan perasaan seseorang yang mencintai secara diam-diam, bahkan lewat  doa, dan  suara burung dan desir angin bisa menjadi perantara untuk menyampaikan perasaan cintanya. Walau terkesan sederhana, terkadang kata-kata mampu menyentuh hati seseorang sehingga membuatnya merasa sangat dicintai dan dihargai pasangannya. 

Ketika ingin melakukan sesuatu yang romantis, tak ada salahnya untuk mengungkapkan ungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang  lewat puisi.

Terkadang cinta tidak selalu membahagiakan, cinta juga bisa berakhir luka. Namun, Cinta yang Agung menggambarkan sebuah cinta yang perlu pengorbanan seseorang mencintai dengan tulus bahkan cinta yang agung ingin melihat sang pujaan bahagia dengan pilihannya. 

Yu kita apresiasi 3 Puisi Cinta berikut ini: !

Puisi Cinta Untuk Mengungkap Rasa


Aku Hanya Sebutir Kerikil yang Tak Punya Makna

(Undang Sumargana)

Aku hanya sebutir krikil yang tak punya makna apa-apa

Yaa Robbi…!

Aku bergelimang dosa namun yakin akan sipat maha pengampun-Mu

Aku hanya sehelai daun kering namun mencloba bertasbih kepada-Mu

Aku adalah ombak samudera-Mu

Yang lari-datang karena kuasa-Mu

Betapa naifnya hidupku, dalam gelimang dosa 


Aku hanya sebutir krikil yang tak punya makna apa-apa

Yang ingi meraih syurga-MU

Sedangkan kitab-Mu banyak yang kuingkari

Ayat-ayat-Mu banyak yang kusepelekan 

Betapa tak masuk akal keinginanku 

Selain mengharap sipat  Rahman-rahim-Mu


Aku hanya sebutir krikil  yang tak punya makna apa-apa

Yang mudah putus asa bila mendapat cobaan

Sedangkan …

Kekasih-Mu Muhammad di uji dilempar batu

Ibrahim orang yang kau sayang  di uji dibakar

Yunus-Mu orang yang agung dicampakkan ke laut

Nuh yang menjadi kebanggaan dibiarkan-Mu dalam  kesepian

Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir

Aku hanya sebutir krikil  yang tak punya makna apa-apa


Bantarklong, Kec Cipatujah

01 Januari 2024

KLIK DI SINI


Aku Mencintaimu dalam Waktu yang Tak Pernah Henti

(Undang Sumargana)


Engkaulah bianglala senja yang pancarkan keindahan

Tak bosannya  menatap indah  telaga teduh matamu

Tak ingin berhenti  saksikan  kuncup mawar di bibirmu

Ingin rasakan kesejukan  telaga bening di hatimu

Aku ingin mencintaimu dalam waktu yang tak pernah henti

dengan kata yang tak  pernah sempat terucap

Hanya desir angin yang kau rasa 

Tapi  tak pernah kau lihat angin itu

Begitu pula cinta tak pernah kausaksikan

Tapi percayalah cintaku untukmu ada padaku

Walaupun seperti angin dapat dirasa tak dapat dilihat


Bantarklong, Kec Cipatujah

01  Januari 2024

BACAAN LAINNYA:

  • SUARA KESUNYIAN BUKU KUMPULAN PUISI KORRIE LAYUN RAMPAN SASTRAWAN ANGKATAN 2000
  • BIARKAN AKU MELEBARKAN SAYAP
  • MENGENAL MUHAMMAD IQBAL SEBAGAI SEORANG FILSUF DAN PENYAIR KLASIK DARI INDIA

Aku Ingin Melayang Ke Langit Meraih Bintang

(Undang Sumargana)

Aku ingin melayang ke langit meraih bintang 

Menandingi cahya matamu yang begitu indah

Malam, kudekap lirih dalam debur kerinduan

Kala bias cinta menghilang ditelan awan

Adalah kesetiaan  ketika kamu menitikkan air mata

Tap kesetiaan bukan berarti 

ketika cinta itu mati..kamu harus mati  matbersamanya..

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku


Aku ingin melayang ke langit meraih bintang 

Waktu angin memainkan daun yang berguguran

aku dalam kangen dan sepi yang membisu

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Aku ingin melayang ke langit meraih bintang 

Menyulam senja dengan aneka wara lembayung


Bantarklong, Kec Cipatujah

01 Januari 2024

KLIK DI SINI

BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA 1

BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA

(Cerita bersambung bagian 1 )

BIANGLALA CINTA SEORANG KELANA 1


Catatan: 

  • Maap ini tulisan hanyalah secercah kisah dari sebuah kehidupan  yang diambil dari catatan harianku yang di tulis tahun 1987  tak ada maksud tuk mengungkit kisah lama, namun setidaknya, sekecil apapun dari cerina ini mungkin ada manfaat yang dapat ku ambil
  • Bila nama dalam tulisan ini sengaja disunting disembunyikan, mungkin hanyalah dirinya yang mengetahui .
  • Karang Bayawak adalah gunung kecil  di Dusun Citoe, Desa Cidadap, Kecamatan. kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Karangnunggal, Namun pemandangan dan gunungnya tak seindah dulu karena keserakahan para penggali pasir sebagai penjahan lingkungan.
  • Di usia menjelang senja  Alhamdulilah aku bertemu dengan teman lamaku alaupun baru di alam maya, itulah kuasa Allah yang mengatur kehidupan manusia.


Aku merasakan hidupku seperti abu, ringan mengikuti kemana angin berhembus, melayang tanpa arah, pedih-memang pedih ditinggal kasih tersayang hidup terpuruk dalam kehampaan, padahal saat itu aku baru mendapat anugrah dapat pekerjaan tuk menata hidup masa depan. Ataukah pekerjaan ku kurang menjanjikan, seorang guru SD lulusan SPG, mana mungkin mampu membahagiakan Dia ( nona ST) gadis yang kupuja, ku cintai. Namun cinta saja memang tidak cukup. 

Ada kehampaan yang menyelinap dalam dadaku ada kepedihan yang mengiris di relung hatiku, ada cinta yang tercampak berbuah kenangan yang memilukan, duka yang menyekap, tapi aku sadar akulah lelaki perlu bangkit, bangkit merajut kehidupan, melompat ke depan, meraup hidup yang akan datang, itulah tekadku. 

Tepat 5 mei 1984 usiaku baru 21 tahun masih muda memang, masih panjang perjalan yang perlu ku tempuh, di sini di Karang Bayawak gunung kecil pinggir laut, aku merayakan ulang taun sendiri bersama angin laut, bersama camar, serta gelombang laut yang ku tatap dari jauh.

  • KATA KATA INDAH DALAM BAHASA INDONESIA YANG JARANG DIPERGUNAKAN
  • PENTINGNYA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR
  • MENGENAL TAUFIK  Wr. HIDAYAT DALAM CERPEN PISAU SEGALA LAMPAU

“ Angin saja tak pernah berhenti, bertiup, burung saja tak pernah putus asa mengintai ikan di laut, kenapa aku harus putus asa?” pikirku, tapi seperti ada bayang-bayang yang mondar-mandir, seakan nyanyian pilu yang sulit dihilangkan. Biarlah perjalan waktu yang akan menghapus kenangan duka dalam hidupku.

Purnama yang ke-18  hari ini  aku berada di perkampungan ini. Kalau dihitung berarti aku sudah lebih 1tahun 6 bulan  berada ditempat tugas aku sebagai Guru di sebuah SD, masih merasakan hembusan angin, merasakan deburan gelombang, menikmati indahnya camar yang menukik mengangkat ikan di lautan, tapi kali ini ada yang mendampingiku gadis belia berinisial (AR)  yang mampu meluluhkan hatiku, yah dalam hidupku seperti ada semburan cahya ajaib dari langit, menuntun perjalan hidupku melampoi batas kepedihan yang telah mengiris hati. Jatuh cinta yang kedua kali kualami begitu indah, begitu mengesankan membuat aku gairah tapi dalam batas wajar dan mengakar pada norma kehidupan. 

“Nona AR,  Aku adalah Seorang kelana yang telah letih mengembara, ku persembahkan semangkuk kasih dan secawan cinta buat dirimu”

DI SINI

 Itulah cuplikan kata-kata dari surat yang ku buat,  indah memang perjalanan hidup, namun dia gadis belia yang belum dewasa yang perlu tempaan kasih sayang yang menapak dalam akar kehidupan. Menginjak usia yang tambah dewasa, dia bersekolah di  SLA (SGO). Bertambah cantik, seiring itu pula jarang aku bertemu dengannya. Pertemuan terakhir di Karang Bayawak, dalam senja yang kemerahan, nikmati tengelamnya cahya  mentari seolah menyusup dalam gelombang lautan bercengkrama tentang cinta tentang gelombang, tentang langit yang kemerahan serta tentang rencana hidup yang akan datang, aku semakin yakin kesetiaan akan membawaku dalam jenjang kehidupan masa depan.

Seperti halnya angin, tidak selamanya meniupkan kelembutan, ada kalanya datang bersama hujan deras, menjadikan badai yang dahsyat memporak-porandakan kehidupan, begitupun dengan hdupku, sudah 2 gadis yang memutuskan tali cinta dalam hidupku, 

‘Penyebabnya?”,  Aku tak tau, 

“Kesalahanku?”, mungkin saja.

“Fitnah ?” mungkin saja.

“Marah ?” Ya aku marah.

“Pedih?” Ya hatiku pedih.”

“Benci?, Ya itulah kebencianku,  puncak kebencian, yang membawa gelora kemarahan dalam jiwa mudaku, dan terlontar dalam surat balasan yang mungkin tak pantas ku tuliskan.

“biarlah kepedihanku akan ku bawa, dan aku bersumpah, Suatu saat kau akan bersujud menyembah telapak kakiku” itulah  surat terakhir yang ku tulis buat nona (AR), tak pantas memang ku tulis, m mungkin itulah keegoan yang timbul akibat kepedihan dan kemarahan yang memuncak.

Ada hikmah yang ku petik dari kepedihan itu, sejak itulah aku semangat untuk meningkatkan pendidikan  tepatnya di jenjang S1 pada tahun 1987. Perjalan hidup selanjutnya biarlah aku tak tau biarlah skenario Alloh yang akan menuntunku dalam masa yang akan datang.

Downloade di sini

(BERSAMBUNG)

Rabu, 12 Juni 2024

MENGENAL PUISI GUSMUS YANG CUKUP PENOMENAL DAN PUISI PUISI BERTEMAKAN NABI NABI MUHAMMMAD SAW

MENGENAL PUISI  GUSMUS YANG CUKUP PENOMENAL 
DAN PUISI PUISI BERTEMAKAN NABI  MUHAMMMAD SAW 

Sebelum memaparkan puisi puisi karya beliau saya mengajak pembaca untuk mengenal siapa beliau itu sebenarnya:Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus (lahir 10 Agustus 1944 di Rembang) adalah pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang. Gus Mus pernah menjadi Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015 karena menggantikan KH. Sahal Mahfudz yang wafat. Ia juga merupakan salah seorang pendeklarasi Partai Kebangkitan Bangsa dan sekaligus perancang logo PKB yang digunakan hingga kini. Ia juga seorang penyair dan penulis kolom yang sangat dikenal di kalangan sastrawan. Di samping budayawan, dia juga dikenal sebagai penyair.1

MENGENAL PUISI  GUSMUS YANG CUKUP PENOMENAL 
DAN PUISI PUISI BERTEMAKAN  NABI MUHAMMMAD SAW 

Riwayat Hidup Gus Mus

rajasastra Sebelum memaparkan puisi puisi karya beliau saya mengajak pembaca untuk mengenal siapa beliau itu sebenarnya:Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus (lahir 10 Agustus 1944 di Rembang) adalah pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang. Gus Mus pernah menjadi Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015 karena menggantikan KH. Sahal Mahfudz yang wafat. Ia juga merupakan salah seorang pendeklarasi Partai Kebangkitan Bangsa dan sekaligus perancang logo PKB yang digunakan hingga kini. Ia juga seorang penyair dan penulis kolom yang sangat dikenal di kalangan sastrawan. Di samping budayawan, dia juga dikenal sebagai penyair.1

atOptions = { 'key' : '9efe0dd7fbe688699363f88c824891f4', 'format' : 'iframe', 'height' : 250, 'width' : 300, 'params' : {} };
">

Pendididikan  

Pendidikan Gus Mus dimulai di Sekolah Rakyat (SR) Rembang, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri di bawah asuhan KH. Marzuqi Dahlan dan KH. Mahrus Aly kurang lebih selama satu setengah tahun. Setelah itu ia melanjutkan menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta selama empat tahun di bawah asuhan KH. Ali Maksum dan KH. Abdul Qadir. Seetelah menamatkan di pondok tersebut ia menimba ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.


Kiprah 

Gus Mus pernah menjabat sebagai Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015. Pada mulanya ia adalah seorang wakil Rais 'Aam dan Rais 'Aam saat itu adalah KH. Sahal Mahfudz, karena KH. Sahal Mahfudz wafat pada tahun 2014, maka kedudukan Rais 'Aam dijabat oleh KH. Mustafa Bisri (Gus Mus).

Gus Mus adalah seorang pemuka agama atau ulama pertama kali yang memperoleh penghargaan "Yap Thiam Hien" pada tahun 2017 karena ia dikenal sebagai pejuang Hak Asasi Manusia

Selain itu saat Gus Mus menimba ilmu di Universitas Kairo, ia pernah menjadi pengurus HPPI (Himpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia) bersama KH. Syukri Zarkasyi sekaligus menjadi aktivis pengelola majalah organisasi berdua dengan KH. Abdurrahman Wahid.

Puisi Gus Mus: Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Puisi “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” termasuk karya Gus Mus yang cukup fenomenal.

Meski ditulis tahun 1987, puisi ini masih sangat relevan dengan kondisi sosio-kultural masyarakat Indonesia hari ini.

Puisi Gus Mus satu ini mencoba untuk merepresentasikan geliat abu-abu pola pikir manusia dan hasil perenungan dan keresahan Gus Mus dalam membaca keadaan sumber daya masyarakat kita.

Baiklah mari kita baca dan renungkan sejenak sajak-sajak gus mus, selamat membaca.

Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Kau ini bagaimana

Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana


Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana


Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku

Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana


Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana


Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya

Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana


Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat

Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana


Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya

Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana


Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah

Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana


Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi

Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab

Kau ini bagaimana


atOptions = { 'key' : '9efe0dd7fbe688699363f88c824891f4', 'format' : 'iframe', 'height' : 250, 'width' : 300, 'params' : {} };

style="font-size: medium;">Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku

Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana


Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu

Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana


Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana


Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah

Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana


Aku bilang terserah kau, kau tidak mau

Aku bilang terserah kita, kau tak sukaAku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana

Atau aku harus bagaimana

Rembang, 1987.

Puisi Puisi Bertemakan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW, sebagai panutan semua umat Islam sebagai tauladan yang tidak ada bandingnya islam tentu saja mengilhami   puisi Gus Mus yang yang merupakan sosok ulama yang kharismatik.  Berikut saya ajak para pembaca untuk membaca puisi-puisi yang bertemakan Nabi Muhammad SAW. 

Selamat membaca  puisi-puisi berikut:


Aku Merindukanmu, O, Muhammadku

Oleh: KH A Mustofa Bisri

Aku merindukanmu, o, Muhammadku

Sepanjang jalan kulihat wajah-wajah yang kalah

Menatap mataku yang tak berdaya

Sementara tangan-tangan perkasa

Terus mempermainkan kelemahan

Airmataku pun mengalir mengikuti panjang jalan

Mencari-cari tangan

Lembut-wibawamu

Dari dada-dada tipis papan

Terus kudengar suara serutan

Derita mengiris berkepanjangan

Dan kepongahan tingkah-meningkah

Telingaku pun kutelengkan

Berharap sesekali mendengar

Merdu-menghibur suaramu


Aku merindukanmu, O, Muhammadku

Ribuan tangan gurita keserakahan

Menjulur-julur kesana kemari

Mencari mangsa memakan korban 

Melilit bumi meretas harapan

Aku pun dengan sisa-sisa suaraku

Mencoba memanggil-manggilmu


O, Muhammadku, O, Muhammadku!

Di mana-mana sesama saudara

Saling cakar berebut benar

Sambil terus berbuat kesalahan

Qur’an dan sabdamu hanyalah kendaraan

Masing-masing mereka yang berkepentingan

Aku pun meninggalkan mereka

Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku


Aku merindukanmu, O, Muhammadku

Sekian banyak Abu jahal Abu Lahab

Menitis ke sekian banyak umatmu


O, Muhammadku – selawat dan salam bagimu –

bagaimana melawan gelombang kebodohan

Dan kecongkaan yang telah tergayakan

Bagaimana memerangi


Umat sendiri? O, Muhammadku

Aku merindukanmu, o, Muhammadku

Aku sungguh merindukanmu


Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Oleh: KH A Mustofa Bisri


Engkau mentari

Aku bumi malam hari

Bila tak kau sinari

Dari mana cahaya akan kucari?

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Engkau purnama

yang menebarkan senyum kemana-mana

Aku pekat malam tanpa rona


Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Engkau mata air

Aku di muara

Di mana kucari jernihmu


Bagaimana aku menirumu, o kekasihku

Engkau samudra

Aku di pantai

Hanya termangu

Engkau merdeka

Aku terbelenggu

Engkau ilmu

Aku kebodohan

Engkau bijaksana

Aku semena-mena

Diammu tafakkur

Diamku mendengkur


Bicaramu pencerahan

Bicaraku ocehan

Engkau memberi

Aku meminta

Engkau mengajak

Aku memaksa


Engkau kaya dari dalam

Aku miskin luar-dalam

Miskin bagimu adalah pilihan

Miskin bagiku adalah keterpaksaan

Bagaimana aku menirumu, o kekasihku


Ya Rasullullah….

Oleh: KH A Mustofa Bisri

Ya Rasulullah… aku ingin menjadi santri berbaju putih yang tiba-tiba datang menghadapmu, duduk menyentuhkan lututnya pada lututmu yang agung dan meletakkan telapak tangannya di atas paha muliamu,

lalu aku akan bertanya….???

Ya Rasulullah… tentang Islamku,

Ya Rasulullah… tentang Imanku,

Ya Rasulullah… tentang Ihsanku.

Ya Rasulullah…

Mulut dan hatiku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa engkaulah utusan Qllah tapi ku sembah jua diriku, Astaghfirullah….

Dan risalahmu hanya ku baca bagai sejarah.

Ya Rasulullah…

Setiap saat jasadku solat setiap kali diriku bersimpuh diriku juga yang ku ingat, setiap saat ku baca shalawat setiap saat tak lupa ku sampaikan salam

” Assalamu ‘alaika ayyuhan Nabiyu warahmatullahu wabarokatuh”

salam padamu wahai nabi juga rahmat dan berkat allah tapi tak pernah ku sadari apakah di hadapanku kau menjawab salamku bahkan apakah aku menyalamimu. 

Ya Rasulullah… ragaku berpuasa dan jiwaku ku lepas bagai kuda

Ya Rasulullah… sekali-kali ku bayar zakat dengan niat mendapat balasan kontan dan berlipat

Ya Rasulullah… aku pernah naik haji sambil menaikkan gengsi.

Ya Rasulullah… Sudah Islamkah aku?

Ya Rasulullah…

Aku percaya Allah dan sifat-sifat-Nya, aku percaya malaikat, percaya kitab suci-Nya , percaya Nabi-nabi utusan-Nya, aku percaya akhirat, percaya Qada’ Qadar-Nya seperti yang ku catat dan ku hafal dari Ustaz, tapi aku tak tahu seberapa besar itu mempengaruhi kelakuanku.

Ya Rasulullah… sudah Imankah aku…?

Ya Rasulullah… ku dengar panggilan aku menghadap Allah tapi apakah Dia menjumpaiku sementara wajah dan hatiku tak menentu.

Ya Rasulullah… dapatkah aku berihsan…???

Ya Rasulullah… ku ingin menatap meski sekejap wajahmu yang elok mengelok setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.

Ya Rasulullah… ku ingin mereguk senyummu yang segar setelah dahaga di padang kehidupan hambar hampir membuatku terkapar.

Ya Rasulullah… meski secercah titiskan pada ku cahayamu buat bekalku sekali lagi menghampiri-Nya.  KLIK DI SINIKLIK DI SINI

Jumat, 26 April 2024

8 PROGRAM DAN TERBAIK DAN 17 PROGRAM PRIORITAS PRESIDEN DAN WAPRES TERPILIH PRABOWO - GIBRAN YANG HARUS KITA KAWAL


8 PROGRAM DAN TERBAIK DAN 17 PROGRAM PRIORITAS
PRESIDEN DAN WAPRES TERPILIH PRABOWO - GIBRAN
YANG HARUS KITA KAWAL

8 PROGRAM DAN TERBAIK DAN 17 PROGRAM PRIORITAS PRESIDEN DAN WAPRES TERPILIH



<script type='text/javascript' src='//pl22704148.highcpmgate.com/50/55/c8/5055c859f9e30182803847ad16e81be5.js'></script>
rajasastra-us.blogspot.com   8 Program Hasil terbaik Cepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan 17 program prioritas, yang dijanjikan Presiden dan Wapres Terpilih Indonesia, Prabowo – Gibran perlu kita kawal agar dapat terwujud jangan cuma janji kosong di saat Kampanye. 
Sekarang Pemilu telah usai, KPU telah menetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres terpilih pada Rabu, 24 April 2024. Mari semua rakyat bersatu untuk focus pada hal-hal yang telah dijanjikan saat kampanye. 
Kini janji-janji yang disampaikan Prabowo-Gibran selama kampanye menjadi salah satu yang cukup disorot oleh masyarakat, dan tentu saja perlu pengawalan seluruh lapisan masyarakat jangan sampai Presiden dan wakil terpilih terus terlena dalam eporia kegembiraan karrena kemenangan 
Program Prabowo-Gibran tertuang dalam dokumen bertajuk "Visi dan 8 Misi Asta Cita. Visi: Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045" yang diserahkan ketika daftar ke KPU pada 25 Oktober 2023 lalu. Dalam dokumen tersebut, Prabowo-Gibran memiliki 8 Program Hasil terbaik Cepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan 17 program prioritas, 

8 Program Hasil terbaik Cepat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 Prabowo-Gibran: 

  1. Memberikan makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. 
  2. Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis, menuntaskan kasus TBS dan membangun rumah sakit lengkap berkualitas di kabupaten. 
  3. Mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional. 
  4. Membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten, dan memperbaiki sekolah yang perlu di renovasi. 
  5. Melanjutkan dan menambahkan program kartu-kartu kesejahteraan sosial, serta kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan absolut. 
  6. Menaikkan ASN (terutama guru, dosen, tenaga kesehatan dan penyuluh) TNI/Polri, dan pejabat negara. 
  7. Melanjutkan pembangunan infrastruktur desa dan kelurahan, bantuan langsung tunai (BLT), dan menjamin penyedian rumah murah bersanitasi baik untuk yang membutuhkan, terutama generasi milenial, generasi Z dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) 
  8. Mendirikan Badan Penerimaan Negara dan meningkatkan risiko penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) ke 23 persen17 Program Prioritas Prabowo-Gibran...                                                                17 Program Prioritas Prabowo-Gibran    

  • 1. Mencapai swasembada pangan, energi, dan air 
  • 2. Penyempurnaan sistem penerimaan negara 
  • 3. Reformasi politik, hukum, dan birokrasi 
  • 4. Pencegahan dan pemberantasan korupsi 
  • 5. Pemberantasan kemiskinan 
  • 6. Pencegahan dan pemberantasan narkoba 
  • 7. Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bagi seluruh              rakyat Indonesia: peningkatan BPJS kesehatan dan                        penyediaan obat untuk rakyat. 
  • 8. Penguatan pendidikan, sains dan teknologi serta digitalisasi 9.      Penguatan pertahanan dan keamanan negara dan                          pemeliharaan       hubungan internasional yang kondusif 
  • 10. Penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan, anak serta penyandang disabilitas 
  • 11. Menjamin pelestarian lingkungan hidup 
  • 12. Menjamin ketersediaan pupuk, benih dan pestisida langsung ke petani 
  • 13. Menjamin pembangunan hunian berkualitas terjangkau                bersanitasi baik untuk masyarakat pedesaan/perkotaan dan          rakyat yang membutuhkan 
  • 14. Melanjutkan pemerataan ekonomi dan penguatan UMKM            melalui program kredit usaha dan pembangunan Ibu Kota            Nusantara (IKN) serta kota-kota inovatif karakteristik-                  mandiri lainnya. 
  • 15. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan                    sumber  daya alam (SDA) termasuk sumber daya maritim            untuk membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya dalam          mewujudkan keadilan ekonomi 
  • 16. Memastikan kerukunan antarumat beragama, kebebasan              beribadah, pendirian dan perawatan rumah ibadah 
  • 17. Pelestarian seni budaya, peningkatan ekonomi kreatif dan            peningkatan prestasi olahraga   KLIK DI SINI
BACAAN LAINNYA:

Selasa, 23 April 2024

SARUNG SANTRI CERPEN INDAH YANG MENGGUNCANG EMOSI



SARUNG SANTRI CERPEN INDAH  YANG MENGGUNCANG EMOSI

Pengantar Cerita

rajasastra-us.blogspot.com-Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).

Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan: katun, poliester, atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah hingga pada penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Pada umumnya penggunaan kain sarung pada acara resmi terkait sebagai pelengkap baju daerah tertentu.

Sarung banyak digunakan oleh orang untuk beribadah terutama banyak digunakan oleh para Kiai dan santri. Sehingga penggunaan sarung lekat dengan santri 

Dibawah ini saya akan sajikan - Cerpen Berjudul Sarung Santri Karya Muyassarotul Hafidzoh, Kritis dan Mengguncang Emosi. cerpen berjudul Sarung Santri ini berkisah tentang sarung, tapi ditulis dalam kemasan yang indah, juga kritis. Rasanya cerpen ini sangat bagus untuk dibaca dan diapresiasi .

Mari menyimak cerpen menarik yang ditulis oleh Muyassarotul Hafidzoh, penulis Novel Hilda yang viral itu.


SARUNG SANTRI

Cerpen Muyassaroh Hafidzoh



Aku menghentikan pencarianku sejenak, menerawang bayangannya. Ya! Seseorang.

Dia adalah seorang pemuda yang menyukai kesendirian. Tadarusnya, puasanya, makan, ngaji, nyuci dan nderesnya, ya kecuali shalatnya. Selain itu banyak pula yang mengenalnya karena sarung itu selalu mengikat di lehernya. Sarung coklat, namun sudah lusuh, warna coklatnya pun sudah menjadi hampir tak nampak kalau itu coklat. Walaupun motif kotak-kotaknya masih menempel memisahkan antara coklat dan entah itu putih atau abu-abu.

Beberapa hari ini aku melihatnya merenung di teras masjid, sambil memegang kitabnya namun bibirnya tak seperti biasanya yang selalu komat kamit entah membaca apa, tapi aku yakin itu hafalannya. Banyak teman yang mengenalnya, namun lebih banyak yang tidak memahaminya. Kami semua menganggapnya santri aneh.

Pertama dari namanya, dia bernama Nuzulul Qur’an, aneh kan? Aku pernah bertanya padanya suatu sore, dia menjawab “Kata kakekku, karena aku lahir di malam itu.”

Dan malam ini adalah tanggal 17 Ramadhan di mana biasanya setelah selesai mengaji aku menemui Nuzul duduk di atas sumur pondok yang berada di belakang komplek sakan.

“Zul, kamu akhir-akhir ini terlihat murung, kenapa?”

“Sarungku hilang Rul,” jawabnya parau.

Aku terbelalak mendengarnya, kenapa bisa hilang, bukankah sarungnya itu selalu diikat ke lehernya. Siapa pula yang berani mengambil sarung Nuzul.

“Zul, selamat ulang tahun ya! Malam tahun ini apa do’amu?” Tanyaku.

Seingatku dua tahun lalu ketika aku baru mengenal Nuzul, dia menjawab pertanyaanku dengan “Aku ingin hafal kitab Alfiyah.” Tahun sebelumnya juga dia menjawab “Aku ingin hafal seratus hadis Rasul.” Karena memang santri aneh, oh bukan aneh, lebih tepatnya santri ajaib, semua keinginannya sudah terpenuhi. Beberapa bulan lalu Pak Yai memberi syahadah padanya karena telah selesai menghafal seratus hadits.

BACAAN LAINNYA;

  • KEMELUT CINTA SANG DIREKTRIS PT BAHARI LESTARI
  • SENYUMAN SANG REMBULAN CURAHAN HATI ANGIN MALAM
  • TUNGGU AKU DI POJOK JALAN

“Aku ingin sarungku ketemu, Rul,” katanya membuatku mengerutkan dahi.

“Tunggu Zul, dua tahun lalu ingin hafal Alfiyah, tahun lalu seratus hadits, kenapa sekarang jadi ingin sarungmu ketemu, bukannya ingin hafal Qur’an atau dapet jodoh yang pinter, cantik atau apalah?” Kataku memprotes do’anya.

“lha memang kenapa Rul?”

Aku pun bingung menjawab pertanyaan balik darinya, ya gak apa-apa juga sih, maklum sarung itu selalu setia menemaninya.

“Kalau sudah lulus dan boyong dari sini kamu ingin menjadi apa Rul?” Tanyanya tiba-tiba.

“Aku ingin menjadi wakil rakyat.” Dia menolehku dan menatap. Tatapannya seperti peluru yang berhasil meluncur dan mengenai jantungku.

“Besok kalo kamu jadi wakil rakyat jangan lupa ke mana-mana bawa sarung ya!” Katanya.

Setelah percakapan itu dia langsung pergi meninggalkanku sendirian di atas sumur, aku menatap purnama yang dari tadi milik Nuzul, lama-lama aku merasakan keindahan. Purnama yang melambai-lambaikan parasnya bagaikan perempuan cantik yang sedang menggoda. Sepertinya bintang pun tidak kalah mempesona, mereka berebutan mencuri perhatianku, ah… dalam gelap yang pekat akan merasakah terang yang tsaqib, mencorong, silau.

Dua bulan kemudian tepatnya setelah libur Lebaran aku jarang melihat Nuzul, di masjid, di langgar, di kamar, di atas sumur maupun di warung Mbok Barkah.

Pengajian Hikam adalah yang menjadi favoritnya pun sudah 10 kali tanpa kehadirannya. Pak Yai memulai bacaannya dengan kalimat “la yusykikannaka fi al-wa’di adamu wuqu’i al-mau’udi, wa in ta’ayyana zamanuhu lialla yakuna dzalika qadhan fi bashiratika wa ikhmadan linuri sariratika”

“Janganlah tidak adanya sesuatu yang dijanjikan, membuat ragu keimananmu, walaupun waktu perjanjian itu jelas. Supaya tidak mencela mata batinmu dan cahaya keluhuranmu.”

Sulit rasanya memahami apa yang di kaji Yai malam ini, biasanya aku bertanya pada Nuzul apa maksud dari ungkapan Ibnu ‘Athoillah tersebut. Namun sayang santri berkalung sarung itu lama tidak menampakkan mata sayunya.

Selesai ngaji aku berlari mendekati Yai.

“Nyuwun sewu Yai, kenapa Nuzul belum balik ke pesantren?” Tanyaku.

Dia sakit, dongakke ben ndang sehat yo le!” Kata Yai.

Sedih mendengar jawaban Yai, Nuzul sekarang sakit, aku berpikir apa karena sarungnya yang belum ketemu. Ah..! Aku jadi ingat ketika tiba-tiba dia mendekatiku saat aku sedang asyik dengan rebanaku.

“Rul… Irul… semalam aku bermimpi kamu menjadi wakil rakyat. Nanti kalo sarungku ketemu, aku akan memberikannya padamu.” Katanya, kemudian berlalu meninggalkanku yang masing merasa aneh dengan sikapnya.

Pagi yang mendung ahad ini kembali mengingatkanku padanya. Ada keinginan untuk mencari sarungnya yang hilang. Aku menyusuri pesantren berharap menemukan sarung coklatnya. Tapi nihil, tak ku temukan, bahkan sarung yang mirip saja tidak ku jumpai. Aku hampir putus asa.

Tiba-tiba aku melihat warna yang sangat ku kenali, tapi aneh, warna itu berada di deretan sarungku yang ku susun rapi di lemari. Aku mengambilnya dan aku menemukan kertas kecil dalam lipatannya.

“Rul, ini pesan dari Ibnu ‘Athoillah (keimanan itu tidak terpaut pada janji namun pada kemantapan hati. Karena jika terpaut pada janji maka akan menciderai mata batinmu.) Jadilah wakil rakyat yang memiliki iman bukan hanya janji. Nuzul.”

Aku menangis mengingat semua itu, waktu yang ku lalui dua puluh lima tahun silam. Di pesantren, di kamar komplek, di atas sumur, di belakang Pak Yai, di samping Nuzul.

Nuzul yang aneh tapi aku mengaguminya, Nuzul yang mati melawan penyakitnya, Nuzul yang memberi sarungnya entah kapan dia menaruh di dalam lemariku.

Benar kata Nuzul tentang sarung itu, ia bisa mengingatkanku atas kewajiban sebagai hamba. Apakah Nuzul mengetahui bahwa saat ini aku dikejar-kejar penegak hukum karena menyelewengkan janji. Dan sekarang aku baru mengingatnya. Aku baru mencari kembali sarungnya. Tuhan, di mana sarung itu? KLIK DI SINI

16 Juli 2013.

Krapyak, 00.32 wib

SEJARAH DAN WUJUD BUDAYA SUNDA YANG PENTING DIKETAHUI (LANJUTAN)

SEJARAH DAN WUJUD BUDAYA SUNDA 
YANG PENTING DIKETAHUI  

(Lanjutan)


SEJARAH DAN WUJUD BUDAYA SUNDA YANG PENTING DIKETAHUI  (LANJUTAN)

Ruwatan

rajasastra-us.blogspot.com ###  Wujud kebudayaan yang berupa aktivitas dan dianggap sebagai tradisi selanjutnya adalah Ruwatan. Tradisi ini hampir sama dengan yang ada di suku Jawa yang bertujuan untuk ‘melepaskan ancaman bahaya malapetaka dari yang melingkupinya’. Biasanya, Ruwatan di suku Sunda ini dilakukan untuk menghalau munculnya penyakit dan wabah, serta menyembuhkan seseorang dari penyakit yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Tradisi ini akan dilaksanakan dengan membaca beberapa mantra dan harus dengan persiapan khusus. Mulai dari padi dan kelapa yang berjumlah ganjil, satu kendi air tape ketan, bubur beras putih dan merah, dan beberapa sesajen.

Berwujud Hasil Karya Manusia

Pada dasarnya, kebudayaan yang berwujud hasil karya manusia ini kerap dikenal sebagai kesenian daerah. Yap, kesenian itu memang bagian dari kebudayaan yang pastinya telah berkembang sejak dahulu kala, mengingat sebuah kebudayaan itu mesti sudah mengakar secara turun-temurun. Itulah mengapa, kebudayaan yang berwujudkan hasil karya manusia itu berkenaan dengan karya sastra, rumah adat, pakaian adat, hingga alat musik daerah.

Karya Sastra

Wujud kebudayaan yang berupa hasil karya manusia diantaranya adalah karya sastra. Yap, Sastra Sunda umumnya adalah karya kesusastraan yang ditulis dalam Bahasa Sunda dan berkenaan dengan kebudayaan suku Sunda. Karya sastra ini telah muncul sejak abad ke-11 dengan dituliskan di atas daun lontar menggunakan aksara Sunda Kuno, aksara Cacarakan, hingga huruf Arab. Jenisnya pun beragam, mulai dari yang berbentuk pantun, mantra, cerita wayang, hingga buku suci.

Salah satu karya sastra suku Sunda yang terkenal adalah Carita Parahiyangan yang berupa naskah kuno sejak abad ke-16. Carita Parahiyangan ini berisikan penjelasan akan bagaimana sejarah Tanah Sunda berdiri, terutama pada kekuasaan di dua ibukota Kerajaan Sunda, yakni Keraton Galuh dan Keraton Pakuan. Naskah yang ditulis dalam 47 lembar halaman ini mulanya ditulis di daun lontar menggunakan aksara Sunda Kuno. Saat ini, naskah asli dari Carita Parahiyangan sudah dapat dilihat di Museum Nasional Indonesia Jakarta.

Beberapa karya Sastra Sunda yang dikenal oleh masyarakat luas adalah:

Babad Cerbon

Cariosan Prabu Siliwangi

Carita Ratu Galuh

Carita Purwaka Caruban

Nagari

Carita Waruga Guru

Kitab Waruga Jagat

Layang Syekh Gawaran

Pustaka Raja Purwa

Kitab Pramayoga

Sajarah Banten

BACAAN LAINNYA:

Kesenian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kesenian itu telah menjadi bagian dari kebudayaan berwujud hasil karya manusia. Pada suku Tatar Pasundan ini ada banyak kesenian yang hingga saat ini dijadikan tradisi masyarakat untuk tetap dilestarikan. Mulai dari Sisingaan, Kuda Lumping, Kuda Renggong, Reog, hingga Wayang.

Sisingaan adalah kesenian tradisional yang berupa arak-arakan dengan empat orang dewasa menggotong patung berbentuk singa dan ditunggangi oleh anak kecil. Berhubung kesenian ini adalah arak-arakan, maka tentu saja akan diiringi oleh suara tabuhan gendang dan terompet. Saat ini, kesenian Sisingaan masih dilakukan di hari-hari bersejarah seperti hiburan resmi, kegiatan HUT Kemerdekaan RI, dan beberapa hari besar lainnya.

Kuda Lumping menjadi salah satu kebudayaan berwujud hasil karya manusia yang menggunakan kayu berbentuk kuda. Yap, dalam prosesnya pun akan mendatangkan “dukun” untuk mengundang roh halus sehingga orang yang memainkannya akan kesurupan. Ketika orang tersebut sudah kesurupan, maka dirinya akan menunggangi kayu berbentuk kuda dan diiringi dengan suara tabuhan gendang serta terompet. Perlu diketahui bahwa kesenian ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang telah terlatih, karena ketika kesurupan tak jarang mereka akan memakan kaca, rumput, ataupun benda-benda berbahaya lainnya.

Wayang selain menjadi kesenian khas Indonesia juga menjadi peninggalan kebudayaan suku Sunda, khususnya Wayang Golek. Yap, Wayang Golek ini adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang dalang. Tak lupa dengan iringan musik degung dan nyanyian sinden. Cerita yang dibawakan biasanya Ramayana, Mahabharata, dan tokoh-tokoh dari tanah India lainnya.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu suku Sunda beserta asal-usul, sejarah, hingga peninggalan kebudayaan yang berwujud gagasan, aktivitas manusia, dan hasil karya manusia. Sebenarnya, masih ada banyak sekali kesenian yang menjadi bagian kebudayaan berwujud hasil karya manusia dari suku Sunda, sebut saja ada rumah adat bernama Badak Heuay, alat musik bernama Angklung, tari daerah bernama Tari Jaipong, pencak silat Cikalong, Kain tenun Majalaya, dan lainnya.  KLIK DI SINI

Sumber: Sari, Devita Nela dan Risti Yuliana. (2015). Kebudayaan Suku Sunda. Institut Seni Indonesia Surakarta.

Featured Post

HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA

KHARAMAH HABIB ALHABSYI:  BISA DENGAR SUARA TASBIH DAN BENDA MATI HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA Habib Ali Alhabsyi nama lengkapnya H...