PEDANG PANGERAN DIPONOGORO YANG DIREBUT DI MEDAN PERANG AKHIRNYA DITEMUKAN DI GUDANG MUSEUM BELANDA
rajasastra-us.blogspot.com- Pedang Pangeran Diponogoro setelah begitu lama tidak ada kabar beritanya
akhirnya ditemukan di museum. Kabar penemuan pedang Pangeran Diponegoro tersebut diungkapkan peneliti Museum Bronbeek,
John Klein Nagelvoort. Ia mengatakan bahwa pedang tersebut sempat tersimpan di
Istana Het Loo di Apeldoorn, kota di timur ibu kota Belanda, Amsterdam. tersebut
kini menjadi koleksi Museum Bronbeek yang terletak di Arnhem.
Pedang Pangeran Diponogoro sangat berarti dan mengandung nilai sejarah
bagi bangsa Indonesia. Kita tahu Pangeran Diponogoro salah satu pahlawan
nasional Indonesia ini begitu ikonik di mata masyarakat Indonesia.
Perjuangannya begitu dikagumi bahkan menjadi ikon perlawanan di nusantara.
Pedang Pangeran Diponogoro mungkin karena sudah begitu lama waktunya
hampir dilupakan. Tapi ternyata pedang milik Pangeran Diponegoro itu disimpan
oleh Belanda selama ini. Padahal sebelumnya, pemerintah Belanda juga sempat
mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro. Semoga pedang yang bernilai sejarah ini pun cepat kembali ke Indonesia
John mengungkapkan, pemerintah Indonesia belum mengirim permintaan agar pedang Diponegoro dipulangkan ke Indonesia.
Perjalanan pedang Pangeran Diponegoro
Keturunan Pangeran Diponegoro ada 3 yang jadi artis terkenal, termasuk mantan pacar Raffi Ahmad (Kolase Tribunstyle.com, Wikipedia)© Disediakan oleh TRIBUN STYLE |
Pedang atau Klewang Diponogoro |
Pedang atau klewang Diponegoro yang ditemukan di Belanda adalah senjata tajam dengan sabel atau pedang bermata satu yang melengkung. Sebelumnya, Belanda juga pernah menyimpan peninggalan Diponegoro, seperti keris. Namun, keris Diponegoro sudah dipulangkan ke Indonesia pada 2020. Klein Nagelvoort menjelaskan, klewang Diponegoro yang ditemukan di Belanda memiliki beberapa kekhasan, di antaranya memiliki bekas penyok akibat proses penempaan. Bentuk klewang Diponegoro, menurut Klein Nagelvoort, tidak menunjukkan bahwa senjata tajam ini adalah pedang Eropa. Namun, klewang Diponegoro menggunakan gagang milik pedang Angkatan Laut Belanda. Sarung klewang ini juga menggunakan sarung buatan Belanda.
BACAAN LAINNYA
- SURAT DARI UMAR BIN KHOTOB UNTUK SUNGAI NIL
- MISTERI KEANGKERAN HUTAN SANCANG DI BALIK KEINDAHAN SEBAGAI TEMPAT WISATA.
- 30 NOVEL BAHASA SUNDA YANG PENUH PESAN MORAL
Dia menyebutkan, bentuk pedang atau klewang tersebut berbentuk melengkung, seperti sejumlah senjata Jawa lainnya seperti gobang dan digunakan sebagai senjata perang bukan untuk upacara. "Senjata yang dibuat khusus: setengah Jawa, setengah Belanda," ujar Klein Nagelvoort dikutip dari NRC.
Klewang Diponegoro Jatuh Ke Tangan Orang Belanda
Diponegoro yang menjadi pemilik klewang di Museum Bronbeek adalah sosok
pahlawan nasional Indonesia.b Ia memimpin perlawanan besar melawan pemerintahan
kolonial Belanda pada 1825 di Jawa yang menyebabkan sekitar 200.000 orang
tewas. Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Merkus Baron de Kock kemudian
mengakhiri perlawanan Diponegoro lima tahun usai perang meletus.
Sang pangeran kemudian ditangkap dan meninggal 25 tahun kemudian di
tempat pengasingan. Berdasarkan keterangan Klein Nagelvoort bersama koleganya
Pauljac Verhoeven, klewang Diponegoro punya sejarah panjang sebelum berakhir di
Museum Bronbeek.
Merujuk surat pada 1956 yang terarsip di museum tersebut, klewang
Diponegoro ditawarkan untuk dijual oleh keturunan Hendrik Merkus de Kock, namun
tidak menemukan pembelinya. Klewang Diponegoro sempat berada di tangan De
Kock dan dijadikan koleksi Paleis Het Loo di Apeldoorn.
Pedang tersebut dipamerkan bersama dengan lukisan besar karya De Kock.Pedang lalu dipinjamkan ke Museum of the Chancellery oleh seorang keturunan De Kock pada tahun 1974. "12 tahun kemudian pinjaman tersebut diubah menjadi hibah. Inilah pedang yang ada di hadapan kita. Klewang Diponegoro dan pedang De Kock adalah senjata yang sama," tambahnya. Menurut catatan, pedang tersebut masih diproduksi pada masa hidup Hendrik Merkus de Kock.
Salah seorang anggota keluarga De Kock sempat menawarkan klewang
Diponegoro ke Museum Brombeek. Tetapi, pihak museum tidak bisa mengambil
senjata tajam tersebut karena tidak memiliki dana yang cukup pada saat itu. Klewang
Diponegoro kemudian tampil dalam koleksi Paleis Het Loo sebagai "pedang
Hendrik de Kock" pada 1970-an. "Kadang-kadang dinyatakan bahwa pedang
itu milik Diponegoro, tetapi itu tidak membuat orang tertarik," jelas
Verhoeven.
Klewang Diponegoro direbut di medan perang
Verhoeven menyampaikan, pihaknya sempat mencari informasi mengenai
benda-benda milik Diponegoro yang hilang selama perang. Berdasarkan Arsip
Nasional di Den Haag terdapat sebuah surat yang dikirimkan oleh Letnan Kolonel
Joseph Ledel. Ia adalah pimpinan pasukan Belanda yang berkonfrontasi dengan
Pangeran Diponegoro pada 26 Juni 1829. Merujuk surat tersebut,
panji-panji, kuda, arsip, dan pedang Diponegoro jatuh ke tangan Belanda. Ledel
kemudian mengirim ajudannya beserta benda-benda tersebut kepada De Kock. Dengan
catatan sejarah tersebut, klewang yang berada di Museum Bronbeek bisa
dipastikan berasal dari senjata pribadi Diponegoro.
Klewang milik sang pangeran direbut di medan perang beserta gagang dan
sarungnya yang merupakan buatan Belanda.
"De Kock pasti sangat bangga telah memenangkan Perang Jawa,"
ungkap Klein Nagelvoort.
"Seperti prajurit yang tak terhitung jumlahnya selama berabad-abad,
ia menyimpan lambang lawan utamanya sebagai kenang-kenangan kemenangan. Mungkin
juga sebagai bentuk penghormatan kepada Diponegoro," tambahnya.
Belum Dipulangkan Ke Indonesia
Meski klewang Diponegoro telah teridentifikasi di Belanda, senjata tajam
ini belum kembali ke pangkuan Indonesia. Menurut dugaan Klein Nagelvoort,
Indonesia belum meminta klewang Diponegoro karena tidak mengetahui bahwa benda
ini masih ada.
"Saya pikir secara pribadi sebagai seorang prajurit, Anda tidak
akan meminta kembali senjata Anda jika kehilangannya di medan perang, tetapi
dalam kasus ini berbeda," kata Verhoeven.
"Klaim akan datang dari negara Indonesia dan ini bukan sembarang
orang, tetapi seorang tokoh legendaris dalam sejarah negara tersebut."
"Di tangannya, bagi banyak orang Indonesia, ada jiwa -pusaka-
Diponegoro," jelasnya. KLIK DI SINI
Sumber diolah dari : TRIBUNSTYLE.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar