BERANDA

Minggu, 21 Juli 2024

PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 4

PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN

(Bagian 4)

(Oleh :Undang Sumargana)

Selamat membaca semoga dapat menghibur:  “Ia Pak Kades aku bermaksud mambantu, Hati-hati dengan dia kesadisan dan kekejamannya melebihi ukuran Iblis”.  “KepaLa Desa beserta putranya merasa gembira,

RAJA SASTRA- Baru kali ini aku bisa melanjutkan cerita silat, mohon maaf kepada pembaca, mungkin tertunda karena berbagai kesibukab yang harus di dahulukan. Rupanya Jagoan kita Bayu Samudra, semakin sakti dan semakin menarik, yang penting selain hanya hiburan semata, ada hal baik yang dapat kita ambil

Selamat membaca semoga dapat menghibur:

“Ia Pak Kades aku bermaksud mambantu, Hati-hati dengan dia kesadisan dan kekejamannya melebihi ukuran Iblis”.

“KepaLa Desa beserta putranya merasa gembira, dan Bayu pun merencanakan melatih para penduduk untuk dibekali ilmu kanuragan di Padepokan “Lodaya Gunung” yang dipimpin oleh Kepala Desa.

Bayu mewariskan Gerakan-gerakan “ulin Pa monyet” dan “Ulin Pa macan” sehingga jurus jurus itu cepat dikuasai oleh anggota Padepokan terutama oleh Wijana dan Ayahnya”. 

Jurus-jurus telah di wariskan, kecuali jurus-jurus tertentu hanya Bayu wariskan kepada Wijana dan Ayahnya Pak Kades.

Beberapa bulan Bayu menetap di Desa itu, para penduduk yang menjadi anggota Padepokan telah jauh meningkat penguasaan ilmunya, Bahkah Kepala Desa dan putranya Wijana telah menguasai jurus jurus tertentu yang diajarkan Bayu. Para pamayang hidupnya Makin tentram, smentara para petani pun hasil kebunnya makin meningkat, Kepala desa dan pegawainya selalu berkeliling kalau kalau ada yang kelaparan. Begitu juga Bayu dan wijana persahabatannya makin lengket. Miskipun Bayu usianya jauh di bawah Wijana, Tapi Wijana sangat menghormatinya, malah menganggap Bayu sebagai gurunya, Gusu Silat dan Guru dalam bidang Agama serta olah Rohani. 

Warga Desa pada hari itu sedang sibuk mendirikan Panggung Besar dan belandongan persiapan 2 hari lagi aka nada pesta rakyat menyambut datangnya “Hajar Lembur” Terhadap barokah yang dibelrikan Allah pada Laut dan pada Tanah Desa Cikawung Ading., 

2 Hari kemudian dalam waktu terang bulan dipanggung telah terdengar tabuhan kendang Penca dan goong diiringi terompet menyewrtai ibing silat yang dioentaskan oleh anak-anak Muda murid Padepokan yang dipimpin olwh Pak Kades dan Wijana. Sedangkan Bayu, Pak Kades serta setap Desa lainnya juga Wijana, duduk-duduk di belandongan. Suara Kendang dan terompet smakin gencar adu kebolehanaduketerampilan di panggung semakin seru. 

Tiba-tiba penciuman Bayu mencium bau sesuatu, ini jelas bukan Bau penduduk Desa. Penciuman Bayu sudah tidak asing lagi Pendekar Jahat yang pernah bertemu Pendekar Iblis daru Gunung Wilis, beserta 3 0rang kawannya. Mata batin Bayu dalam sekilas sudah mengetahui di mana posisi tamu tidak diundang itu. 

Bayu berbisik pada Pak Kades “Kita kedatangan Tamu Jahat Pendekar Iblis dari Gunung Wilis, Siapkan kalau-kalau terjadi sesuatu, jangan gentar biarlah nanti kita hadapi Bersama”.Kedatangan Pendekar Iblis telah diketahui oleh beberapa ponggawa Desa dan jugaWijana.

“Biarla Pak Kades kita tunggu apa maunya mereka”. Pendekar Iblis dari Gunung wilis telah dikenal yang selalu menebarkan kejahatan di berbagai tempat.

“Sudahlah Pendekar Iblis aku telah tahu kedatanganmu berempat, Apa Maunya Kau?” Pendekar Iblis merasa heran ada orang yang mengetahui kedatangannya, malah mengirimkan suara lewat tenaga dalam yang cukuptinggi”.

“kedatangan kita berempat sudah di ketahui, Ayo ikuti aku!! Dengan sekilat Pendekar Iblis dan 3 orang temannya telah berada diatas panggung. 

“Hati hati Pak Kades mereka cukup kejam, biarlah pemimpinnya aku yang hadapi, yang 3 orang bagian Pak Kades dan Wijana, Jangan terlalu banyak libatkan orang, kita ber tiga ditambah satu orang lagi sudah cukup”.

“Hahahahaha, mana pimpinannya”:, tiba tiba suara tawa teman si Pendekar Iblis berhenti, ternyata tersumbat btu kecil yang sengaja dijentikan Bayu.

“Setan kau siapa yang mau main main denganku”. Bayu dan 3orang kawannya melesat tapi tidak sampai di atas panggung cukup berjajar di bawah panggung yang luas.

“Pendekar Iblis, kau masih kenal aku, kita pernah bertemu beberapa tahun yang lalu”.

“Bocah kecil rupanya kau masih hidup, dan sekarang hari terakhirmu kau menghisap udara” Pendekar Iblis melayang mengarahkan terkaman kea rah liher Bayu. Bayu hanya ameloncat ke atas, dalam berakan kera meloncat dahan, sambal mencengkramkan dua tangannya.

Pendekar Iblis terperanjat dan tutup kepalanya tak dapat diselamatkan dalam cengkraman Bayu

“setan kau, terimalah jurus Iblis merenggut nyawa”. Kedua tangannya memerah, dengan cepat  mengarah ke ulu hati Bayu.

Bayu Sadar bahwa si Pendekar Iblis bermaksud meranggut nyawanya, dengan cepat ia membentengi dirinya dengan jurus menahan gelombang Samudra. Akibatnya Gerakan Pendekar Iblis berhenti malah terpental cukup keras. Pendekar Iblis cukup heran dan menyulut amarahnya untuk mengunakan jurus-jurus yang berbahaya.

Syetan kau Pendekar Iblis menyerang dengan kecepatan tinggi, Bayu hanya mengimbangi dengan meloncat secepat angin, dan tiba tiba sudah berada di belakang pendekar Iblis. 

“Aku di sini Pendekar sesat” 

“Jangan main-main kau anak muda, sbentar lagi nyawamu melayang”.  Pendekar Iblis telah mencabut sepasang pedang kembarnya mengarah pada leher dan badan Bayu

“Mati kau bocah” yang melihat pada menjerit mungkin nyawa Bayu tak terselamatkan lagi,  Tapi Bayu dengan sekilat mengibaskan tasbihnya sedangkan tangan yang kiri menangkap sabetan pedang yang Melesat, satu pedang dapat ditangkap dengan tangan kiri dan satu lagi pedang meleleh bentrok dengan tasbih yang di pegang dengan tangan kanan. Sedangkan Pendekar Iblis terjungkal beberapa kali  ke belakang. Dan akhirnya duduk tak berdaya. 

Orang-orang yang melihat begitu takjub melihat kehebatan Bayu termasuk Pendekar tua yang duduk mengintip  dari pucuk pohonatan. 

Di perterungan lainnya  Wijana telah berhasil mengalahkan lawanya dengan pukulan Bayu Samudra uyang diwariskan bayu, walaupun belum sempurna tapi cukup buat lawannya tergeletak. Dan  yang 2 orang pun sudah mulai terdesak. 

Melihat keadaan yang tak menguntungkan, pendekar iblis bangun dan segera menyambar kawannya yang tergeletak dan menyuruh kawan yang lainnya Munduuur.

“Muuunnduuur, He bocah kecil  aku belum kalah suatu saat aku akan datang menangtangmu”. 

Bayu hanya tersenyum, dan menghampiri Pak Kades, “Sudahlah jangan dikejar, dan berilah kesempatan kepada mereka untuk bertobat”.

Lagi lagi Pak Kades termasuk putranya dan para ponggawa desa dibuat kagum dengan kepribadian Bayu, yang tak mau membinasakan lawannya. Padahal kalau mau tadi dengan mudah membunuh Pendekat Iblis. 

Bayu Baru menyadari dengan mata batinnya yang tajam serta penciumannya yang luar biasa, Ia menyadari kehadiran Pendekar tua dari Gunung Galungung yang berda di rungkun atas pohon”.

“Kalau kau bermasud baik turunlah kau pendekar tua bergabung dengan Kami”. Secepat kilat pendekar tua itu telah berada dihadapan Bayu, Kepala Desa dan lainnya terperanjat dan mundur.

“Gak Apa-apa Pak Kades ini Perkenalkan sepuhku Pendekar Tua dari Gunung Galunggung”. 

“Maap kehadiranku menganggu kalian, aku hanya singgah kebetulan kalian sedang rebut-ribut dengan Pendekar Iblis, dari tadi aku  yakin akan dapat mengatasinya, terutama kau bayu kau makin hebat”.

“Tidaklah Pendekar tua aku anak muda yang masih bodoh, yang masih banyak belajar”. Lalu tujan lainnya kemana Pak Tua?”

“Aku hanya mengingatkanmu, kau 5 bulan lagi ditunggu di Gunung Galungung, Kebetulan aku juga. Baru bertemu dengan gurumu di Bubujung Cipatujah”., 

“Terma kasih undangannya aku ingat dan insya Allah datang”

“Ayolah duduk-duduk dulu sekalian minum-minum sambal melanjutkan acara yang terganggu tadi”. Ajak Wijana 

Akhirnya Pendekar tua ikut bergabung, sementara hiburan terus berlanjut sampai larut malam” Akhirnya pendekar tua melanjutkan perjalanan, tidakheran bagipendekar yang senang berkelana, tidur di atas pohon pun tak jadi permasalahan.

Paginya begitu membludaknya lautan manusia menyaksikan upacara sacral “hajat bumi dan sedekah pada laut yang telah emberi kehidupan, Berbagai seni tradisonal di gelar, para penjaja makananpun datang dari berbagai penjuru. Para penduduk banyak memperbincangkan kejadian semalam, terutama pembicaraan terpokus pada Bayu dan Wijana dua pendekar Desa yang makin dikagumi masyarakat.

“Wah aku ngeri melihat perkelahian semalam, Dikira anak Muda Bayu akan mati di bunuh pendekar Iblis, tapi malah pendekar Iblis yang Celaka”. 

“Ia aku juga menyaksikannya, Tapi kenapa Pendekar Iblis itu langsung saja di bunuh, padahal pendekar Iblis sudah jatuh tak berdaya”.

“Ya itulah hebatnya pendekar berhati lurus tak sembarang melenyapkan nyawa orang, terhadap orang jahat sekalipun.

BACAAN LAINNYA:

“Wijana juga tak kalah hebat, jurus-jurusnya semakin mumpuni setelah ia bergaul dengan Bayu”, 

“Ya dia memang orang baik tidak menyombongkan kedudukan ayahnya, Pantas suatu saat dia menjadi pengganti ayahnya”.

Percakapan para penduduk itu bercampur baur dengan orang yang menjajakan makanan. Dan hasil bumi serta kerajinan masyarakat.

Akhirnya upacara sacral Hajat Bumi dan sedekahLaut berlangsung dengan hidmat, dan hariiru juga Kepala Desa menganugrahkan gelar warga kehormatan Kepada Pendakar Muda “Bayu Samudra”.

Bayu berjalan kedepan meskipun agak risi dan diaminta ijin pak Kades untuk memanggi dua tungganyannya sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat yang belum banyak tahu. 

“Bapak Kepala Desa berserta para ponggawanya dan Kakaku Wijana, begitu malunya aku diberi gelar kehormatan, padahal yang pantas mendapat gelar itu itu kakakku Wijana dan masyarakat lainnya, Namun dengan penuh rasa randah hati ku terima dan ijinkan aku untuk memanggil tungganganku sekaligus berkenalan dengan warga sekitar. 

Tiba-tiba bayu bersuit dan muncullah seekor harimau dan Burung elang yang bertenger di Pundak harimau.

“Jangan terkejut ini tungganganku sengaja ku dia kusuruh untuk tidak sering menampakkan diri, dan sejak sekarang jadikanlah dia sebagai para sahabatmu wahai warga Desa Cikawung Ading” 

Semua warga semakin kagum dan menaruh hormat kepada pendekar mud itu dan mereka tidak takut lagi pada arimau dan elang tungangan  sekaligu pengawal Bayu Samudra.

KLIK DI SINI

BERSAMBUNG KE BAGIAN 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA

KHARAMAH HABIB ALHABSYI:  BISA DENGAR SUARA TASBIH DAN BENDA MATI HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA Habib Ali Alhabsyi nama lengkapnya H...