PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 6
(Oleh : Undang Sumargana)
![]() |
PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 5 |
rajasastra-us.blogspot.com/ “Siapa kau kalau berani mendekatlah hadapi aku” Bayu meloncat dengan cepat diikuti Wijana terjadilah pertarungan sengit, sedangkan beberapa penduduk memburu para perampok yang tak tahan merasakan dingin akibat pukulan Bayu.
“Hai bocah cilik kau cari mati terimalah sabetan golokku”
Sesepat kilat bayu Samudra menghindari sabetan golok Ki Durga, tiba-tiba dia sudah ada di belakang Ki Durga. Ki Durga herang tiba-tiba lawannya sudah berada di belakang.
“Aku berada di belakangmu Ki Durga” Ki durga terbakar emosinya dengan cepat dia memutarkan sabetan goloknya kea rah lawan, pikirnya sabetan kali ini akan mencingcang Badan Bayu.
“Setan kau mampuslah kali ini kau!’
“Hemh golokmu sudah berada ditanganku” tanpa terasa golok Ki Durga sudah berada di gengaman Bayu”. Ki Durga Baru sadar bahwa kali ini berhadapan dengan pendekar yang cukup Tangguh. Apa lagi goloknya langsung dibengkokan dengan mudah oleh Bayu.
“Syetan kau, jangan dulu berbesar hati bocah cilik kau akan merasakan senjata andalanku.
Ki durga mengeluarkan pecut, yang terlihat begitu dilecutkan mengeluarkan api seperti sambaran kilat, dan suara menggelegar. Bayu hanya bertahan dengan jurus menahan gelombang Samudra, iahanya sekedar menguji sampai di mana keampuhan pecut itu.
Wut-wut-wut pecut mengarah kea rah Bayu sambil mengeluarkan sambaran api, tapi sambaran api itu malah balik arah menyerang Ki Durga.
“Ki durga makin penasaran ia mengeluarkan pukulan membelah gunung” Bocah syetan matilah kau.
Bayu meloncat sambil meloncat mengarahkan pukulan segaro geni ke tangan Ki Durga
“Ciaat segoro Geni”. Walaupun pukulan itu tidak menggunakan tenaga sepenuhnya tapai membuat tangan Ki Durga kepanasan, hampir saja dia melepaskan cambuknya. Dengan sadar Ki durga menyalurkan tenaga dalamn untuk menyembuhkan lukanya. Bayu hanya tersenyum kalau dia berniat bisa saja Bayu melontarkan pukulan waktu Ki Durga menarik pecutnya. Tapi Bayu tidak bermaksud membinasakan lawannya. Dia hanya menunggu ki Durga menyembuhkan pukulannya.
“Syetan siapa sebenarnya kau bocah cilik?”
“Namaku Bayu Samudra Pendekar dari Pantai Selatan”.
“Hemh aku Mau tau sampai dimana kekuatanmu, ketahuilahj kau sekarang berhadapan Ki Durga raja perampok yang turun dari gunung Kawi”.
“Kejahatanmu sudah cukup dikenal, dan hari ini akan kumusnahkan”.
“Jangan dulu sombong bocah cilik, terimalah Ajian ilmu tenung dari rawa lakbok”.
Tiba tiba Ki durga duduk dan merapalkanjampi-jampi yang mengandung kekuatan syetan, tubuhnya bergetar disetai angin yang begitu besar terdengar jeritan jeritan menakutkan yang makin lama makin dekat dan makin mengerikan. Bayu sadar bahwa ia berhadapan dengan ilmu hitam tingkat tinggi, Segera iapun duduk sambil menadahkan dua tangan meminta perlindungan pada Allah. Tiba tiba di sekeliling bayu asap hitam menyelimuti sekelilingnya dan berubah jadi mahluk mahluk yang menakutkan badanya berbulu hitam matanya menonjol keluar dan taring-taringnya begitu mengerikan. Bayu sadar matanya terpejam memusatkan pikiran sambil membacakan ayat-ayat Alloh.
Yang melihat begitu ngeri dalam pikirnya bayu akan jadi santapan Iblis Rawa Lakbok, sedangkan beberapa perampok telah dilumpuhkan oleh wijana. Tiba-tiba derdengar suara erangan menakutkan dari mahluk mahluk iblis tersebut sambil bersamaan menerjang Bayu, Tapi Apa yang terjadi.
Bayu memutarkan Tasbihnya keluarlah sinar-sinar keperakan dari serratus bilangan tasbih tersebut menuju mahluk-mahluk iblis tersebut. Terdengar jeritan kesakitan yang mengerikan Dari mahluk-mahluk tersebut. Bersamaan dengan itu Ki durga yang tadinya duduk terlempar beberapa meter dan akhirnya terbaring tak berdaya dengan rasa kesakitan yang tiada tara.
Semua penduduk yang melihat kejadian pada saat itu bergembira dan beberapa orang melugas golok memburu Ki durga dan beberapa penjahat.
Bayu cepat mencegahnya dengan suara yang penuh wibawa.
“Jangaaan, jangaan lakukan penganiayaan pada orang yang sudah tidak berdaya, biarkan mereka hidup”. Dihampirinya Ki Durga yang sudah tergeletak,
“Aaampuuun anak muda aku mengaku kalah silahkan bunuh aku”.
“Tiidak Ki Durga aku tak pantas menghabisi nyawamu, kau dan teman-temanmu masih pantas hidup dan ada kesempatan untuk bertobat”.
“Penjahat seperti aku sudah tak pantas untuk diampuni dan diberi kesempatanm hidup.”
“aku dan penduduk di sini memberi kesempatan untuk kau dan teman-temanmu untuk hidup”
“Ka Wijana bawa teman-teman ki Durga untuk berkump[ul di sini”. Setelah berkumpul Bayu merentangkan tangannya dan menebarkan hawa murni untuk menyembuhkan para perampok”. Semua para perampok termasuk Ki Durga sembuh dari kesakitannya, lantas semuanya bersimpuh dihadapan Bayu”.
“Ampun anak Muda segeralah berikan hukuman pada kami”
“Tidak Ki Durga aku mengampunimu semua, tapi dengan satu sarat kau jangan lakukan kejahatan lagi tidak jadi perampok”
“Aku bersumpah tidak akan jadi perampok, dan aku mau hidup layak seperti penduduk biasa, sekarang apa yang harus kulakukan?”
BACAAN LAINNYA:
- PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 5
- PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 4
- PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 3
- PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 2
- PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 1
“Tunggu saja dulu aku mau berunding dengan penduduk dan tua kampung di sini” Bayu berusaha meyakinkan pada tua kampung dan penduduk di sana dan mereka diterima menjadi penduduk di sana untuk hidup berbaur dengan penduduk kampung. Akhirnya keputusan itu disampaikan oleh Bayu kepada para perampok tadi, Bayupun menyampaikan hasil keputusan kepada para perampok, dan para perampokpun memandang bayu dengan rasa segan dan rasa takjub akan budi baik pendekar muda tersebut.
Bayu dan Wijana terpaksa beberapa hari berada di Parungponteng, sambil melihat perkembangan mantan para perampok, setelah tiga hari Berada ditempat itu dan maelihat perkembangan baik yang meyakinkan Bayu dan Wijana berpamitan dan meninggalkan pesan untuk para penduduk dan para mantan perampok. Kegarangan Ki Durga tidaK Terlihat lagi dan ilmu-ilmu aliran hitamnya telah di buang terutama ilmu yang berkaitan dengan Iblis Rawa Lakbok.
“Ki Durga aku dan Wijana pergi ke Galunggung dan sepulangnya dari sana aku pasti singgah menjumpai penduduk di sini bersama Ki Durga dan teman-teman”.
“Terima kasih Nak Bayu Wijana, kau anak Muda hebat berbudi pekerti aku telah diterima menjadi warga sini dan aku pasti berusaha untuk jadi orang baik,malah aku sanggup menjaga keamanan kampung ini”. Mereka berangkulan meskipun baru beberapa hari bertemu kedekatan hati mereka sudah terjalin. Dan para penduduk kampungpun berteimakasih pada Bayu dan Wijana, Bayu sekali lagi meyakinkan bahwa Ki Durga dan kawan-kawannya betul betul telah insaf. Dia akan tau dari kejauhan apa yang diperbuat mereka. Akhirnya kepergian Bayu diantar dengan rasa sedih dan rasa kekaguman yang begitu mendalam.
“Hemmh dua anak muda hebat, berilmu tinggi, tampan dan berbudi perketi mereka betul-betul malaikat penolong” Tua Kampung berguman dalam hatinya sambil menatap kepergian dua pendekar sakti. KLIK DI SINI
Bersambung ke Bagian 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar