BERANDA

Senin, 22 Juli 2024

PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN BAGIAN 7

 PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN 
BAGIAN  7

(Undang Sumargna) 

Pendekar Bayu Samudra dan Wijana akhirnya pergi menuju Gununt Galunggung, setelah hampir sampai di Kaki Gunung Galungung, Bayu agak kesulitan untuk menentukan arah, akhirnya diputuskan untuk menunggangi Burung Rajawali, Beberapa saat dia mengintai tempat kediaman Kakek tua Adiyaksa, akhirnya dia menemukan sebuah pedepokan diputuskannya untuk turun, dan berjalan beberapa saat, tapi baru berejalan beberapa Langkah Bayu dan Wijana dihadang oleh beberapa orang.
PENDEKAR SAKTI BAYU SAMUDRA DARI PANTAI SELATAN  BAGIAN  7

rajasastra-us.blogspot.com-   Dalam kisah masa lalu diceritakan bahwa Bayu Samudra dan Wijana berhasil mengalahkan penjahat yang memeras kehidupan Desa Parungponteng, dia berhasil membuat para perampok itu insap. beberapa hari menetap disana dan akhirnya meneruskan perjalanannya ke Gunung Galunggung.

Ayo mari ikuti cerita selanjutnya!

--Pendekar Bayu Samudra dan Wijana akhirnya pergi menuju Gununt Galunggung, setelah hampir sampai di Kaki Gunung Galungung, Bayu agak kesulitan untuk menentukan arah, akhirnya diputuskan untuk menunggangi Burung Rajawali, Beberapa saat dia mengintai tempat kediaman Kakek tua Adiyaksa, akhirnya dia menemukan sebuah pedepokan diputuskannya untuk turun, dan berjalan beberapa saat, tapi baru berejalan beberapa Langkah Bayu dan Wijana dihadang oleh beberapa orang.

“Hai Anak muda mau ke mana kau?, sembarang saja masuk pedepokan tanpa ijin”.

“Aku mau bertemu dengan pemimpin pedepokan ini kakek  Adiyaksa”.

“Sembarang saja kau mau bertemu dengan guruku”

“Pulang saja atau kupenggal kepalamu”

“Sabarlah Ki Sanak katakan saja kepada gurumu Aku Bayu Samudra dan temanku Wijana dari Laut selatan”.

Beberapa orang yang menghadang nyalinya begitu ciut mendengar nama Bayu Samudra, sebab dia sudah diberitahukan oleh gurunya akan kedatangan Pendekar muda dari Laut Selatan”

“Maaf-maaf pendekar aku tidak mengira bahwa yang datang Pendekar Sakti dari Laut Selatan, tidak disangka bahwa pendenkar masih belia dan berwajah tampan”.

“Tidak apa-apa aku hanya orang biasa yang mendapat undangan dari Kakek Adiyaksa, bisakah kau menunjukan tempat gurumu”

“Ya pendekar aku antar, maafkan perlakuan kasar tadi”

“Sudahlah tak perlu dipersoalkan, kamu hanya menjalankan tugas”

Akhirnya sampailah ditempat Kakek Adiyaksa, setelah dia menunggu sebentar di bale tempat pertemuan, akhirnya Kakek Adiayaksa menemuinya.

“Selamat datang ditempatku anak muda, terimakasih terima kasih kau telah memenuhi undanganku”.

“Maafkan Kek kedatangan kami merepotkan, dan kami ditemani dengan Kakaku Wijana, Putra dari Pemimpin perguruan Lodaya Gunung”

“Salam kenal anak muda” Kata Kakek Adiyaksa sambil merangkulnya.

“Istirahat dulu biar nanti kita bicara hal-hal yang penting setelah penatmu reda”.

“Tidak lama kemudian, datang seorang gadis belia seumuran Bayu, membawa air dan beberapa makanan”. Yang diherankan wajah gadis itu mirif  Bayu, Wijana mencuri pandang, dan gadis itu kebetulan menengoknya, wijana malu dan ada perasaan lain dalam hatinya”.

“Perkenalkan ini Cucuku Ayu lestari”. Gadis itu memberi hormat dan  tersenyum.

“Biarlah nanti menunggu kedatangan gurumu Bayu Adik seperguruanku Abiyasa kita bicara panjang lebar".

“Jadi Kakek Abiyasa Guruku akan datang juga Kek”

“Yah aku sudah berjanji dengan Abiyasa untuk berkumpul hari ini”

BACAAN LAINNYA

Dalam hati Bayu merasa gembira yang luar bniasa, sedangkan Wijana, merasa heran memikirkan kesamaan paras Gadis tadi dengan Bayu Samudra, tak kalah pentingnya memikirkan kecantikan dan senyumannya tadi.

Setelah beberapa lama mengobrol akhirnya kedatangan Abiyasa yang dinanti-nanti tiba juga. Begitu datang Bayu langsung memeluknya, merasakan kerinduan setelah beberapa taun tak jumpa.

“Sudahlah Bayu meskipun kita tak pernah jumpa aku terus mengawasi gerak-gerikmu baik secara langsung maupun berita dari adik  seperguruanku Adiyaksa”

“Jadi-jadi Kakek Adiyaksa itu paman guruku, ya begitulah biar nanti kita cerita panjang,”

“Biarkan gurumu istirahat dulu nanti kita  sebelum bercerita Bayu ”. Kata adiyakya sambil memeluk adik seperguruannya.

Setelah beberapa lama beristirahat akhirnya, Kakek Adiayaksa memanggil Cucunya Ayu Lestari dan beberapa orang muridnya.

Setelah berkumpul akhirnya Kakek Adiyaksa bercerita

“Kakakku Abiyasa dan Kau Nak Bayu serta Nak Wijana serta murid muridku yang pada hadir, sengaja kami berkumpul untuk mengemukakan  hal yang dianggap rahasia dan sangat penting, yang pertama Bayu Gurumu adalah Kakak seperguruanku, yang waktu muda selalu Bersama-sama, lalu yang tak kalah pentingnya Cucuku Ayu Lestari, kau dan Bayu kuselamatkan Bersama-sama dengan Kak Adiyaksa desebuah rumah waktu itu kau nak Ayu dan Bayu berada dalam pelukan ibu yang mati ditangan perampok, maaf aku dan Kakang Abiyaksa tak bisa menyelamatkan ibu dan ayahmu, karena kedapatan ibumu telah dibunuh perampok, dan menurutketerangan penduduk itu Nak Bayu dan Cucuku Ayu, adalah anak kembar Kakak beradik”.Sementata Kakek Adiyaksa menghentikan pembicaraan dan melirik kepada Bayu dan Ayu”

Tiba-tiba Ayu Lestari menghampiri Bayu sambil menangis dipangkuannya

“Kakaaaak, kau-kau ternyata kakakku”. Keduanya tak mampu melanjutkan berkata kata hanya tangis yang mengharukan dan mereka saling berpelukan semua yang menyaksikan ikut larut dalam rasa haru yang memilukan.

Stelah Bayu dan Ayu lestari melepaskan rasa harunya, kemudian kakek Adiyaksa melanjutkan percakapanya.

“Kang Abiyasa, sabagaimana kita telah kita rundingkan bahwa kita merencanakan memberikan Gelar kepada dua murid-murid kita yaitu Bayu Samudra dan adik kembarnya Ayu Lestari. Mereka akan mendsapatkan Gelar sepasang Elang Sakti dari Gunung Galunggung. Kebetulan Bayu sudah mempunyai tunggangan Elang Hitam dan Ayu Lestari mempunyai tunggangan Elang Putih, Juga mereka sudah diwariskan masing-masing tasbih dari batu Giok yang mempunyai kekuatan yang luar biasa, dan nanti malam mereka akan disaksikan oleh murid muridku semua memperagakan jurus-jurus sakti yang telah dimilikinya.

Wijana yang mendengarkan percakapan tersebut, sekarang yang ada dalam pikiranya terjawab tuntas, dia semakin hormat pada Bayu, dan mengharapkan jadi kaka iparnya.

Setelah selesai percakapan tersebut dan menceritakan pengalaman Bayu pada gurunya dan bertemu dengan paman gurunya, mereka pada melanjutkan obrolan masing-masing, Bayu terus melanjutkan obrolan dengan adiknya disertai Wijana kakek Abiasa dan Kakek Adiyaksa ngobrol dengan murid murid Paman Adiyaksa.

Selanjutnya Bayu mengenalkan lebih dalam teman akrab yang telah dianggap saudaranya. Ayu Lestari begitu hormat pada Wijana, dan di hati Ayu ada rasa simpati yang mendalam pada Wijana.

“Kak-kak ajak dong Ayu ke tempat Kakak” Ayu berkata dengan manja merajuk pada Kakaknya.

“Ya tergantung Wijana, mau enggak Ajak adiku yang cerewet itu?”

Wijana dan Ayu memerah pipinya, ada rasa malu dan gembira yang disembunyikan.

Di luar murid murid Kakek Adiyaksa sedang beramai-ramai mempersiapkan belandongan untuk upacara penmberian gelar nanti malam, dan Ayu mengajak jalan-jalan melihat situasi diluar. Setibanya mereka di luar hampir semua orang memberi hormat kepada 3 pendekar muda itu

“Slam hormat kami pendekar”. Perwakilan murid memberi hormat diikuti oleh teman-temannya yang lain.

“Sudahlah kalian tak perlu berlebihan, kalian semua kuanggap saudaraku, bersikaplah seperti biasa pada teman sendiri”. Bayu berkata dengan rendah hati diikuti saling bersalaman dengan bayu dan Wijana. Sedangkan Ayu Lestari menatap dari dekat sambil memuji kerendahan hati kakak dan temannya Wijana. Ayu terus membawa Bayu dan wijana menyelusuri padepokan yang diberi nama padepokan “Jejer Galunggung”. Dalam sehari hari padepokan tersebut dikelola oleh Ayu dan beberapa muridnya, karena kakeknya sering berkelana meninggalkan padepokan tersebut. Sehari iru mereka menyelusuri sekitar padepokan dan Bayupun memperkenalkan elang hitam kepada tunggangan Ayu Elang Putih. Mereka berduapun terlihat mudah akrab, sepertinya kedua binatang itu tau bahwa tuannya kakak beradik. Sedangkan Sibelang dperkenalkan kepada murid-murib perguruan Jejer Galunggung. Akhirnya setelah mereka berkeliling dilanjutkan dengan pesta makan Bersama, dengan menikmati sate Manjangan yang berhasil diburu. Terus ngobrol-ngobrol dan beristri rahat menunggu malam untuk pemberian Gelar pada dua Pendekar muda.

KLIK DI SINI

Bersambung ke bagian 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA

KHARAMAH HABIB ALHABSYI:  BISA DENGAR SUARA TASBIH DAN BENDA MATI HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA Habib Ali Alhabsyi nama lengkapnya H...