BERANDA

Rabu, 03 Juli 2024

KEMELUT CINTA SANG DIREKTRIS PT BAHARI LESTARI

KEMELUT CINTA SANG DIREKTRIS  PT BAHARI LESTARI

Oleh: Undang Sumargana

Langit kelam rasanya seperti akan runtuh, kegelapan menyelimuti bumi. Kelam brubah dalam kepekatan. Rona cahaya matahari yang tadinya berpedaran dalam aneka warna yang menawan seolah ditarik oleh kekuatan raksasa dalam gulita malam yang pekat yang kemudian menciptakan gulita derita dalam selimut hati seorang lelaki.
KEMELUT CINTA SANG DIREKTRIS  PT BAHARI LESTARI

rajasastra-us.blogspot.com  Langit kelam rasanya seperti akan runtuh, kegelapan menyelimuti bumi. Kelam brubah dalam kepekatan. Rona cahaya matahari yang tadinya berpedaran dalam aneka warna yang menawan seolah ditarik oleh kekuatan raksasa dalam gulita malam yang pekat yang kemudian menciptakan gulita derita dalam selimut hati seorang lelaki.

Lelaki itu terseok menapaki kedip malam dalam perasaan putus asa dan kesedihan tiada tara, dijelajahinya malam dalam lamunan yang Panjang bahkan terkadang sampai hari berganti pagi. Rasa putus asa makin menapak seolah derita yang tiada hentinya.

Memaksakan ia bagun dari tempat tidurnya walaupun didahului sinar matahari pagi. Ia bingung harus ke mana ia melangkah karena 2 hari yang lalu ia dipecat dari pekerjaannya tanpa pesangon dengan alasan dirumahkan dengan waktu yang tidak ditentukan. Setelah mandi dan berganti pakaian  Ia terus berjalan menyelusuri pantai untuk sekedar menghilangkan penat dihati dari pada terus melamun yang tiada berkesudahan

“Bangkit, bangkit aku harus bangkit! Ia menyemagati dirinya sendiri. Akhirnya ia berhenti di warung kecil tepi pantai yang menyediakan kopi. Sekedar untuk beli kopi ia masih ada sisa-sia uang kecil di sakunya. 

Tiba tiba dekat warung tempat ia jajan berhenti sebuah mobil CRV putih dan dari dalam turun seorang wanita disertai seorang anak dan seorang perempuan lain yang mungkin pengasuh anaknya. Ia mengingat-ingat wanita tersebut.

“kurasa aku kenal apa Ia Aruni teman kuliahnya dulu?” pikirnya. Kebetulan wanita itupun mnatap ke arahnya, wanita itupun mengerutkan alisnya.

“Maaf mas ini Wisnu ya?”

“Ini Aruni, teman kuliahku yang lincah galak dan Judes?”

Keduanya bersalaman sambIl tertawa kecil penuh kegembiraan.

“ke mana saja kau selama ini,  kau menghilang tak ada rimbanya ?”

“Justru aku yang seharusnya bertanya, sejak aku diputuskan-Mu, aku terdampar di tempat ini dan menikah dengan orang sini, dan dikaruniai anak sekarang baru kelas 3 SD Bersama ibuku di kota”.

“Istrimu ke mana ko anakmu bisa -bisanya Bersama ibumu”. 

“1 Tahun  yang lalu istriku meninggal” Wisnu berbicara terbata-bata seolah-olah menahan kesedihan.

“Maaf-maaf aku membangkitkan kesedihanmu".

“Gak apa-apa, terus sesungguhnya kau Aruni mau kemana, mana suamimu?”.

”Ceritanya panjang, kalau kau ada waktu kita ngobrol sambil makan di warung nasi”. Keduanya berjalan sambil menuju warung nasi terhalang 3 warung dari warung Kopi, sedangkan putra aruni bersama dengan pengasuhnya dan sopir Aruni”.

“Suamiku sudah hampir 3 tahun kabur Bersama sekretarisnya, dan membawa kabur uang senilai 5 M. sejak itu aku hidup sendiri . dan akhirnya perceraianku di urus sama orang tuaku, Setelah aku lulus kuliah aku dijodohkan sama orang tuaku, makanya aku tak menemuimu. dan ternyata suamiku itu bajingan banget”.

“Lalu maksud kau datang ke Pangandaran ada apa?”

“orang tuaku menyuruhku menyelidiki PT Bahari Lestari, yang dikelola oleh Pak Handoko, akhir-akhir ini ada banyak transaksi  yang mencurigakan dan terus mengalami kerugian”.

“2 minggu yang lalu aku kerja di sana tapi sekarang aku di PHK, tanpa pesangon”.

“Oh kebetulan jadi sedikit kau tau keadaan di PT tersebut?”.”

“Ya aku sedikit tau, memang pengelolaan PT tersebut kacau dan membingungkan”.

“Barang kali kau tau orang dalam yang bisa dihubungi, dan bisa dipercaya”

“Kebetulan Manager PT tersebut Pak Mulyadi  teman baiku dan orangnya jujur”.

“Ya kalau begitu kita temui  tapi di rumahnya jangan dikantor!”

“Ya Aruni aku bisa hubungi, jam berapa kita menemuinya”.

“Nanti saja pukul 15.00 sesudah selesai jam kantor”.

Aruni merasa lega, satu permasalahan sudah ada titik terang untuk cepat diselesaikan.

Mereka makan Bersama dan Aruni cepat membayarnya, dia sudah membayangkan kehidupan Wisnu yang sudah menganggur tanpa pekerjaan.

Mereka melanjutkan percakapan di tepi pantai sambil melihat putra Aruni bermain pasir.

“Aruni hidupku memang sial, gara-gara aku menanyakan pembelian mesin produksi yang cukup mahal, malah aku dipecatnya”. 

“Memang mesin apa yang dibeli?”. Mesin pengolahan pengalengan ikan, harganya 950 Juta tapi dia minta di kwitansi harus dibubuhkan 1,5 M ”.

“Kau masih pegang Kwitansi aslinya”. 

“Ya aku titipkan di manager perusahaan”.

“Sudahlah Wisnu biarlah kita nanti urus”.

“Sekarang kita ngobrol yang lain saja tentang kehidupan masing-masing”

“Ya Aruni setelah kau putuskan aku, terus terang aku sedih, kecewa tapi aku sadar aku ini orang miskin buat kuliah saja sering kau bantu”.

“Maafkan aku Wisnu, aku memutuskanmu karena aku tak mau kecewakan orang tuaku” terpaksa aku menikah dengan pilihan orang tuaku Akhirnya dia kecewakan aku dan kecewakan orang tuaku, dan sampai saat ini dia masih buron, tapi sudah terlacak tinggal melakukan penangkapan”.

“Emmh ngomong-ngomong kau kira-kira berapa hari di daerah Pangandaran ini”

“Ya memang aku sudah boking 3 kamar penginapan sampai satu 2 minggu, tapi tergantung masalah perusahaan kalau tidak selesai dalam 2 minggu ya diperpanjang”

“Kau Cuma bertiga Bersama sopir?”

“Tidak aku berlima tuh 2 orang pengawalku yang duduk di pojok sana”.

“Ngeri aku,  bodigarmu badannya kekar-kekar, takut aku”.

“Gak apa-apalah Ayahku yang berlebihan, katanya demi keselamatanku”.

Keduanya tertawa lepas dan obrolan diselingi candaan lepas yang membuat mereka terhibur.

“Sekarang kau gak mau beristri lagi?”

“boro-boro berfikiran punya istri, mikirin pekerjaan juga masih pusing”.

“Kalau kamu Aruni gak maksud cari suami lagi”.

“Ya kalau kamu mau aku mau kamu jadi suamiku” keduanya tertawa, emang sipat Aruni yang bicaranya suka keceplosan.

“Sudahlah kita matangkan untuk rencana nanti?”, 

“Pak Mulyadi sudah dihubungi dan katanya sebelum Pukul 15.00 sudah berada di rumah”.

“Ya syukurlah kau kujemput nanti sekitar pukul 14.00 kerumahmu, kan sudah berikan alamat rumahmu”.

“Ya lihat tuh putramu sudah pada naik dari laut , aku pulang dulu, dan kau pun perlu istirahat”.

“Ya makasih buat semuanya, sampai kita bertemu nanti”

“Ya makasih buat makan gratisnya” Kata Wisnu sambil tertawa.

Keduanya pada berpisah dengan membawa kegembiraan masing-masing dan harapan yang disembunyikan dalam hati, Wisnu pergi kerumahnya dan Aruni Bersama anak, pengasuh anaknya serta dua orang pengawal dan supir pribadinya.

Waktu itu baru menunjukan pukul 11.30 ada waktu untuk istirahat sampai pukul 14.00 sambil istirahat bisa menunggu waktu dan tiduran.

Pukul 13.45 Wisnu sudah bangun dari tidurannya bahkan sudah mandi dan langsung berdandan dan tak lama mobil Pajero Hitam sudah berada dirumahnya, Aruni Bersama supir dan dua pengawalnya sudah menjemput Wisnu.

“Ya rupanya kau sudah siap?,

“Yah apa mau singgah dulu?”

“Gak usahlah kita langsung berangkat sambil jalan-jalan menunggu waktu”.

Memang tidak jauh menuju rumah Pak Mulyadi, tapi memang sengaja jalannya kendaraan pelan-pelan dan jalan mutar pantai, dan sewaktu waktu berhenti menikmati pemandangan. Akhirnya pukul  pukul 15.00 sudah sampai dihalaman rumah Pak Mulyadi. 

BACAAN LAINNYA:

Pak Mulyadi menyambutnya di gerbang rumah dengan penuh rasa hormat.

“Sore Bu, sore Pak Wisnu, sore semuanya”.

Alkhirnya mereka terlibat percakapan sedangkan sopir dan pengawalnya berada diluar de depan rumah Pak Wisnu. 

“Pak Mul ini Ini Bu Aruni Direktur utama PT Bahari Lestari sekaligus putra Pemilik PT Bahari yang cabangnya sudah tersebar di mana-mana”.

“Maaf bu kita langsung saja focus pada keberadaan perusahaan, maaf juga Pak Wisnu aku tidak bisa membelamu saat kau dikeluarkan dari perusahaan itu, malah aku dan karyawan lainnya terancam dikeluarkan”.

“Ya Pak Mul ,  Bu Aruni ini teman kuliahku dulu, dan aku baru tau sekarang beliau Direktris utama perusahaan PT Bahari Lestari sekaligus pewaris tunggal dari pemilik PT tersebut”.

“Terimakasih bu langsung saja akum mau melaporkan kejanggalan-kejanggalan dari dalam pengelolaan PT Bahari yang dipimpin oleh pak Handoko. Aku sudah mengumpulkan bukti rencananya aku mau minggu depan menghadap ke Direktur Utama PT Bahari tersebut, tau-tau ibu lebih dulu datang, sekalian saja saya serahkan  bukti-bukti kecurangan tersebut”. 

Akhirnya pak Mulyadi menyerahkan bukti-bukti tersebut dan sekaligus memaparkan kecurangan tentang uang perusahaan yang di korup. Malah Bendahara perusahaan telah diancam oleh Pak Mulyadi untuk dikeluarkan, bersama saya dan karyawan lainnya. Malah Pak Wisnu terlebih dulu dipecat sepihak oleh Pak Handoko Direktur perusahaan tersebut.

“Begini Pak Mul, saya akan datang ke perusahaan besok, apa Pak Handoko besok hadir”

“Kebetulan Bu besok ada rapat besar para pimpinan perusahaan, pak Handoko Pasti hadir”

“Ya saya akan cepat menyelesaikannya apalagi bukti bukti ini sudah di tangan tak mungkin Pak Handoko bisa mengelak”.

Akhirnya pembahasan tentang perusahaan itu selesai dan Bu Aruni janji datang besok dengan tidak melibatkan Pak mulyadi seolah-olah hanya kunjungan mendadak pemeriksaan perusahaan tersebut.

Besoknya Aruni diantar supirnya dan dua orang pengawalnya, sudah berada di PT Bahari Lestari, dan sebelum masuk Aruni memberitahukan Satpam PT tersebut untuk disampaikan kepadaPak Handoko yang sedang memimpin rapat, bahwa dirinya adalah Direktur Utama PT Bahari Lestari yang berkedudukan di Pusat. Pak Handoko yang sedang memimpin rapat merasa terperanjat kedatangan Direktur Utama yang mendadak.Tapi akhirnya dia dengan rasa terpaksa menerima Bu Aruni yang dihapit dua orang pengawalnya. Aruni langsung saja masuk ke ruangan rapat dengan pandangan heran dari para pimpinan dan pegawai PT Bahari Lestari, hanya Pak Mulyadi yang sudah tahu kedatangan Aruni. Pak Handoka muka agak pucat tapi dia merasa tenang bahwa sang Direktur utama hanya wanita yang masih muda yang barang kali mudah dihadapi. Tanpa basa basi Pak Handoko mempersilahkan Ibu Aruni, dan Aruni langsung menyampaikan kedatangannya. Semua merasa terkejut bahkan Sebagian besar merasa senang karena kediktatoran Pak Handoko dalam memimpin perusahaan.

“Saudara Direktur PT Bahari Lestari beserta para pemimpin serta para pegawainya yang saya hormati, saya langsung saja pada pokok permasalahan, dalam beberapa bulan ini PT Bahari  mengirimkan laporan tentang kemajuan  dan perkem perusahaan tapi melihat dari laporan tersebut banyak poin yang merasa janggal. Dan sudah 1 bulan ini dilakukan penelitian dan saya telah mengumpulkan bukti bukti adanya penyelewengan di perusahaan ini, Bagaimana Pak Handoko pertanggung jawaban tentang penyelewengan tersebut?”.

Pak Handoko bersikeras menolak dan menepisnya tapi Aruni orang yang cerdas  bukti kuat telah ia miliki. Kegaduhan terjadi di dalam Pak Handoko merasa dipermalukan, bahkan ia berbicara lantang dengan penuh Emosi, ternyata Cuma beberapa orang yang memihak pada Pak Handoko, Bahkan tidak lama lagi masuk beberapa orang Polisi yang sengaja telah dihubungi dari awal. Hari itu pula pak Handoko dan dua orang teman yang terlibat dibawa oleh polisi.

“Saudara-saudara sementara pimpinan perusahaan saya ambil alih,  kalian tenang saja , saya berjanji menyelesaikan kemelut di perusahaan ini dengan seadil adilnya dan sebaik-baiknya. Untuk hari ini pekerjaan kalian sampai pukul 11.30, saya memerlukan beberapa orang untuk berunding, dan siapkan penjagaan piket beberapa orang membantu Satpam, besok saya umumkan keputusan dari perusahaan tersebut, setelah saya berunding dengan stap stap di sini. Utuk menjalankan roda perusahaan”.

“Bu sebaiknya ada Pak Wisnu  untuk menyarankan perubahan stap di sini, karena dialah yang tau segalanya tentang kepegawaian karena dialah yang bekerja membidangi kepegawaian sebelum dipecat oleh pak Handoko, bahkan dia yang tau segalanya tentang perbelanjaan karena dia pulalah yang suka membantu Ibu Asri Bendahara di sini” 

“Yak Pak  Biar nanti sore kita kumpul di aula Hotel tempat saya menginap dan saya perlu semua pimpinan disini untuk berkumpul.

Akhirnya permasalahan perusahanan terselesaikan, pembaharuan pegawai di perusahaan telah dilakukan termasuk Wisnu atas saran para petinggi perusahaan ditempatkan Kembali sebagai Bendahara PT dan Pak Mulyadi sebagai sekretaris PT sedangkan yang menempati Bendahara ditempatkan Maneger perusahaan.

Ada 7 pegawai yang terlibat bekerja sama dengan Pak Handoko mereka sedang ditangani berwajib.

“Yah akhirnya kemelut di perusahaan ini sudah mulai ditangani, Kata Aruni sambil duduk-duduk di tepi pantai Bersama Wisnu, tinggal permasalahan lain yang menyangkut kehidupan kita”Kata Wisnu.

“Memangna ada apa diantara kita?” Aruni menyela dengan senyum tipisnya. 

“Aku sih tak tau apa-apa”. Wisnu menjawab sambil tertawa.

“Terus terang saja aku berterima kasih dengan bantuanmu selama ini, ternyata ada saja jalan penyelesaian kemulut diperusahaan dengan mudah”.Tapi paling tidak aku harus berada di sini sampai 1 bulan untuk menata Kembali perusahaan ini. Terutama memotivasi pegawai untuk giat Kembali bekerja dan produksi lancar Kembali. Setelah itu aku Kembali ke Jakarta dan perusahaan ini akan keupercayakan padamu dan Pak Mulyadi”. 

“Ko Bisa aku bu direktris?”. 

“Ini perintah kau tidak bisa menolaknya” Keduanya tertawa lepas.

‘Bukan gitu Wisnu, aku sudah lama kenal kamu, aku yakin kau orang baik lagi pula aku tau kemampuanmu, Hal inipun bukan hanya pandangan aku tapi pandangan dari Pak Mulyadi dan pegawai lainnya”.

“Jadi bukan berarti karena aku mantan pacarmu?” Wisnu berseloroh.

“Terus apa kau masih mau jadi pacarku?”. Keduanya Kembali tertawa, memang sipat mererka yang terbuka menjadikan percakapan itu tak terlihat kaku.

Percakapan itu seolah taka da bosannya, malum baru hari ini kebetulan hari minggu mereka leluasa dapat ngobrol Kembal, setelah penat membenahi PT Bahari Lestari.

Menjelang sore hari matahari tertegun dalam selimut langit ungu, bunga bunga yang bergelantungan seperti berguman menyambut malam. Wajah Aruni terlihat menebar cahya dalam senja.

“Pantai ini memang indah, dan Desa ini seolah memoleskan pedaran kecantikkan dari alam yang terlihat”.

“Allah memberkati kebaikan pada Desa dan penduduk desa di sini  Aruni, sepantasnya  manusia sering mengakhiri kebaikan Allah”.

“Ya kebaikan itu memang datangnya dari Allah, dan kebaikan Allah telah mempertemukan kita Kembali”.

Akhirnya mereka terlibat dalam percakapan pribadi yang cukup Panjang, memang sahabat lama tepatnya kekasih lama yang Kembali mengukirnya dalam belaian kehidupan. 

KLIK DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA

KHARAMAH HABIB ALHABSYI:  BISA DENGAR SUARA TASBIH DAN BENDA MATI HABIB ALI ALHABSYI DENGAN KAROMAHNYA Habib Ali Alhabsyi nama lengkapnya H...